Minggu, 30 Juli 2017

Umat Katolik Di Kepulauan Kei Rayakan 75 Tahun Kemartiran Mgr. Johannes Aerts MSC dkk

Detik Nusa

Oratmangun: “Sungguh Luar Biasa Kerukunan Hidup Beragama Masyarakat Kei”

Langgur, Malukupost.com - Setelah melaksanakan ziarah Salib Suci selama sebulan penuh, melintasi seluruh paroki, stasi dan ohoi-ohoi (desa) di wilayah Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, selanjutnya dilaksanakan acara puncak dalam rangka memperingati Perayaan 75 tahun Tragedi Berdarah Peristiwa Penembakan Mgr. Johanes Aerts MSC dan kawan-kawan (dkk) oleh tentara Jepang pada tanggal 30 Juli 1942 silam.

Berdasarkan pantauan malukupost.com, acara tersebut diawali dengan Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Uskup Diosis Manado yakni Yang Mulia Monsegneur (Mgr) Benediktus Rolly Untu MSC dan Uskup Diosis Timika, Yang Mulia Mgr. Jhon Philips Saklil PR, didampingi 75 Imam (Pastor) tersebut, dihadiri oleh ribuan umat Katolik yang berada di wilayah Kei, dilaksanakan pada lokasi Taman Ziarah Mgr. Johanes Aerts MSC dan kawan-kawan, Ohoi Langgur, Minggu (30/7).

Pastor Jan Oratmangun Projo selaku Ketua Panitia Perayaan tersebut mengatakan, Mgr. Johannes Aerts MSC dan kawan-kawan bukan hanya martir tetapi mereka adalah pahlawan

“Mgr. Johannes Aerts dan kawan-kawan itu bukan hanya martir yang berkorban, tapi mereka juga menjadi pahlawan bagi kita orang Kei, karena lewat pengorbanan mereka maka kini bermunculah biarawan-biarawan yang terpelajar dari tanah Kei yang tersebar di seluruh dunia,” ungkapnya.

Menurut Pastor Oratmangun, makna sesungguhnya dari perayaan tersebut adalah sikap semangat untuk berkorban bagi sesama yang membutuhkan tanpa membeda-bedakan.

“Arti dari perayaan peristiwa ini yakni kita harus punya semangat untuk belajar berkorban bagi sesama tanpa harus membedakan dari mana kita berasal, dan berkorban itu harus dengan sepenuh hati,” tandasnya.

Pastor Oratmangun katakan, semangat kerukunan hidup antar umat beragama di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara sangat luar biasa dan patut diapresiasi.

“Sungguh luar biasa persatuan antar umat beragama di tanah Kei ini, ketika kami melewati setiap ohoi yang ada di Kei Kecil dan juga Kota Tual, saat melewati ohoi yang penduduknya beragama Islam dan Protestan, masyarakat menjemput arak-arakan Salib Suci dengan penuh sukacita dan penuh ketulusan,” ujarnya.

Pastor Oratmangun mengingatkan, umat Katolik agar tetap bergandengan tangan dengan agama-agama yang lain dalam menjaga keutuhan dan sikap hidup bertoleransi yang sudah menjadi warisan dari para leluhur Kei yakni ain ni ain karena kita semua adalah satu.

“Karena gereja Katolik ada untuk dunia dan untuk semua orang, untuk itu kita memberikan kesaksian hidup di tengah dunia tentang sikap mengasihi dan sikap bertoleransi,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, perayaan puncak ini diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Diosis Manado, Mgr. Benediktus Rolly Untu MSC, yang didampingi Uskup Diosis Timika, Mgr. Jhon Philips Saklil PR. Hadir pula Vikjen Keuskupan Amboina yakni Pastor Berry Rahawarin Projo (mewakili Uskup P.C. Mandagi), ratusan Imam (Pastor) dari seluruh Indonesia.

Kemudian dilanjutkan dengan acara penaburan bunga di pantai lokasi Mgr. Johannes Aerts MSC dan kawan-kawan ditembak.

Selain itu, grup Ansamble Paduan Terompet Gereja Protestan Maluku (GPM), grup Tari Samra dari Komunitas Muslim Wandan (Banda Ely) turut mengambil bagian dalam perayaan tersebut.(MP-15).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar