Senin, 31 Juli 2017

Nabire Butuh Angkutan Khusus Pelajar

Detik Nusa
Nabire Butuh Angkutan Khusus Pelajar
 Ojek menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat, di Kabupaten Nabire karena minimnya angkutam umum khususnya bagi pelajar. Foto: Amdreas Rumyaan.
Nabire – Kabupaten Nabire membutuhkan angkutan umum khusus pelajar untuk meminimalkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar.

Hal tersebut disampaikan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Nabire, AKP. Ramli Sihombing, merespon tingginya angka pelanggaran lalu lintas oleh pelajar di Kabupaten Nabire.

“Kota Nabire perlu ada angkutan umum khusus bagi pelajar, seperti bus misalnya, untuk meminimalkan tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar. Harapan saya saran ini dapat secepatnya direalisasikan oleh Pemkab Nabire,” katanya.

Gagasan tersebut muncul setelah pihaknya melihat langsung di ruas jalan protokol maupun lingkungan sekolah di kota Nabire, banyak Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang rata-rata usianya masih dibawah 17 tahun, menggunakan sepeda motor ke sekolah.

Ramli menjelaskan, pihaknya sudah sering kali memberikan sosialisasi tentang peraturan lalu lintas ke sekolah-sekolah maupun masyarakat umum. Sosialisasi ini dilakukan Unit Pendidikan Masyarakat (Dikmas) sebagai corong Satuan Lalu Lintas Polres Nabire.

“Aturannya, anak-anak dibawah 17 tahun tak berhak membawa kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat di jalan raya,” katanya.

Namun, lanjutnya, sudah menjadi pemandangan biasa ada anak-anak mengendari motor maupun mobil di pusat kota bahkan di pedalaman.

“Di jalan utama, jalan lorong, anak kecil sudah membawa motor. Itulah kemajuan saat ini. Tapi himbauan saya agar anak-anak yang mengendarai motor, tetap patuh terhadap rambu-rambu dan aturan lalu lintas,” katanya.

Ia mencontohkan, saat memimpin Satuan Lalu Lintas di Polres Keerom, rata-rata anak Sekolah Dasar (SD) ke sekolah gunakan sepeda motor. Namun apabila pihak kepolisian melarang, secara otomatis juga melarang pendidikan anak-anak tersebut.

“Sama juga di Nabire ini, tak ada angkutan umum untuk anak-anak sekolah. Angkutan bus juga tak ada. Sarana umum di Nabire ini rata-rata adalah ojek. Itulah kendalanya dan harus dipikirkan sama-sama,” katanya.

Ramli berharap setiap sekolah di Kota Nabire memiliki sarana transportasi bus. Solusi lain adalah menambah sarana angkutan umum bus maupun yang ukuran metro mini.

Ramli yakin bila ua hal tersebut bisa segera direalisasikan, pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar akan berkurang. “Banyaknya jasa ojek di Nabire ini memicu tindak kriminal pencurian motor antar kabupaten. Seperti mencuri motor dari Nabire dibawa ke kabupaten lain lalui jalan darat. Sampai saat ini hampir 500-an motor di Polres Nabire kami tahan karena tak miliki surat-surat kendaraan,” katanya. (*)



Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar