Senin, 31 Juli 2017

Asmara Kandas di Balik Teror Order Fiktif Go Food, Begini Pengakuan Sugiarti

Detik Nusa

Foto: Sugiarti atau Arti. (Denita Matondang/detikcom)


Infoteratas.com - Kasus teror order fiktif Go Food memasuki babak baru menyusul ditetapkannya Sugiarti sebagai tersangka. Di sisi lain, cerita kandasnya asmara juga menyeruak di balik kasus ini.

Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menyebut kasus order fiktif Go Food yang dialamatkan ke Julianto Sudrajat diduga bermotif asmara. Sebab, tersangka Arti mengaku melakukan hal tersebut lantaran merasa sakit hati kepada Julianto.

Andry menjelaskan Sugiarti mengaku mempunyai keinginan agar Julianto itu menikahinya. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Julianto. Karena sakit hati, Sugiarti melakukan perbuatan pencemaran nama baik ditujukan kepada Julianto di media sosial.

"Melakukan pencemaran nama baik di media sosial dengan maksud bahwa Sugiarti merasa sakit hati, dia ingin Julianto menikahinya serta agar Julianto dipecat dari pekerjaannya," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo, Senin (31/7/2017).

Sementara itu, Julianto mengaku baru tahu Sugiarti alias Arti ditetapkan sebagai tersangka. Julianto berencana ke Polres Jakarta Timur untuk memastikannya.

"Oh ya? Kalau begitu, saya mesti confirm ke polisi minta buktinya. Soalnya saya malah baru tahu soal itu," kata Julianto saat dihubungi detikcom, Senin (31/7).

Julianto berencana mengkonfirmasikan hal ini ke kantor tempatnya bekerja. Dia ingin memberi tahu kantornya bahwa tersangka order fiktif Go Food yang ditujukan kepadanya telah tertangkap.

"Kalau benar sudah tertangkap, rencananya kami sekeluarga akan ke Danamon juga untuk konfirmasi tersangka peneror sudah ditangkap," ucapnya. 

Ini Penyebab Asmara Korban Order Fiktif dan Sugiarti Kandas

Polisi telah memeriksa Sugiarti atau Arti sebagai tersangka kasus order fiktif Go Food ke Julianto Sudrajat. Sejauh ini, motif asmara ditengarai di balik kasus ini.

"Tersangka mengakui melakukan orderan fiktif kepada Julianto itu dibantu 2 keponakannya," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo kepada detikcom, Senin (31/7/2017).

Andry menjelaskan kedua keponakan Sugiarti tersebut berinisial FH dan R. Andry mengatakan Sugiarti nekat melakukan order fiktif tersebut karena merasa sakit hati dan ingin dinikahi Julianto.

"Dia sakit hati kepada Julianto dan ingin dinikahi," ucapnya.

Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengatakan, antara Sugiarti dengan Julianto sebelumnya ada komunikasi lewat Facebook. Setelah itu, mereka bertemu atau kopi darat.

"Motifnya itu kan Facebook itu ya, terus, janijan di darat, Ternyata di darat nggak sesuai fotonya Sugiarti," kata Andry saat dihubungi detikcom, Senin (31/2/2017).

"Urusan asmara," lanjutnya.

Setelah pertemuan itu, lanjut Andry, Julianto tidak tampak lagi sehingga membuat Sugiarti sakit hati. Namun begitu, polisi akan mengkonfrontir keterangan itu dengan Julianto. Polisi akan melihat kasus dari berbagai aspek. 

"Kita akan panggil Julianto, dikonfrontir," ujarnya.

"Ya nanti kita kroscek keterangannya, TKP, termasuk benar nggak kenal," tuturnya. 

Sosok Arti yang Dituduh Julianto-Dafi Peneror Order Fiktif Go-Food


Dua orang pria bernama Julianto Sudrajat dan Ahmad Maulana alias Dafi (28) mengaku menjadi korban order fiktif layanan Go-Food yang dialamatkan pada dirinya. Keduanya menduga sosok wanita bernama Arti yang cintanya mereka tolak menjadi dalang dibalik teror order fiktif tersebut. 

detikcom menelusuri sosok wanita yang belakangan diketahui memiliki nama lengkap Sugiarti alias Arti (26). Arti merupakan warga kawasan Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur.

Ditemui di rumahnya, Sabtu (8/7/2017), Arti mengaku mengenal Julianto dan Dafi. Jika Dafi mengaku bertemu di depan gang rumah Arti, Arti sendiri mengaku pertama kali bertemu di apotek tempat kerjanya di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Kenal Dafi di apotek di Kemayoran, nggak lama minta jadian. Seminggu, ada teman datang dia minta no HP temen saya Yenni," kata wanita kelahiran Bekasi itu.

Arti menolak memberikan nomor HP Yenni dan membuat Dafi kesal. Menurut Arti, saat itu Dafi kemudian memblokir nomor WhatsApp-nya (WA). 

"Seminggu, ada teman datang, dia itu minta no HP temen saya, Yenni. Terus tiba-tiba WA-ku diblokir nggak dikasih, ngambek, tiga hari lagi, di WA lagi, minta nomor WA si Yenni," jelasnya.

Arti mengatakan Dafi sempat berniat meminjam uangnya sebesar Rp 700 ribu dengan alasan untuk membayar hutang ibunya di bank keliling. Arti mengaku saat itu hanya memiliki uang Rp 200 ribu.

"Dia (Dafi) juga sempat minjam uang Rp 700 (ribu) buat bayar hutang ibunya di bank keliling. Aku bilang Rp 700 (ribu) nggak ada aku kan bantu ponakan, adanya Rp 200 (ribu), nggak papa aku antar ke itunya," ujar Arti.

Sementara itu, Arti mengaku mengenal Julianto Sudrajat dari pertemanannya dengan Dafi di Facebook (FB). Arti menyebut perkenalan dengan Julianto itu pada Desember 2016. 

"Sama Julianto kenal dari Facebook, dia yang minta kenalan, dia satu pertemanan dengan Dafi, tapi sama dia tahun 2016 Desember, chatting-an gitu, tapi belum pernah ketemu," terang dia. 

Dari percakapan di FB itu, Arti menyebut Julianto mengajaknya bertemu dan mengajaknya menikah. Arti menyebut baik Dafi dan Julianto mengaku serius berhubungan dengannya.(detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar