Minggu, 16 September 2018

Pemuda Bersama Peserta KPN 2018 Ikrar Indonesia Bersatu Di Ambon

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Ratusan pemuda di Ambon bersama peserta Kirab Pemuda Nusantara (KPN) 2018 mengikrarkan serta menandatangani deklarasi pemuda untuk Indonesia bersatu. Ikrar Indonesia bersatu dipusatkan di Pattimura Park Ambon dan diikuti para pemuda yakni peserta KPN, organisasi kepemudaan, mahasiswa dan siswa SMA, SMK dan MA, dalam apel Kirab Nasional 2018, Jumat (14/9).
Ambon, Malukupost.com - Ratusan pemuda di Ambon bersama peserta Kirab Pemuda Nusantara (KPN) 2018 mengikrarkan serta menandatangani deklarasi pemuda untuk Indonesia bersatu.

Ikrar Indonesia bersatu dipusatkan di Pattimura Park Ambon dan diikuti para pemuda yakni peserta KPN, organisasi kepemudaan, mahasiswa dan siswa SMA, SMK dan MA, dalam apel Kirab Nasional 2018, Jumat (14/9).

Deklarasi dan ikrar merupakan rangkaian kegiatan KPN 2018 yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Kota Ambon merupakan kota ketiga di zona II, setelah Jayapura dan Manokwari yang disinggahi 50 peserta KPN.

Perwakilan Deputi Pemberdayaan Pemuda, Joni Sihite menyampaikan pesan bagi para pemuda yakni sebagai pemuda Indonesia, jadilah bagian dalam penyelesaian masalah bukan menjadi pemicu masalah.

Perbedaan suku, agama, ras, warna kulit merupakan keberagaman, yang menjadi kekuatan mempersatukan bangsa dan negara dalam wujud Bhinneka Tunggal Ika.

"Jika tidak berbeda maka akan terjadi keanehan, karena itu pemuda Indonesia jangan melihat perbedaan tetapi dikendalikan menjadi kekuatan bersama," katanya.

Dijelaskan, KPN bernilai strategis demi masa depan bangsa yang diantara tujuan utamanya untuk meningkatkan persatuan dan patriotisme pemuda yang selaras dengan Bhinneka Tunggal Ika.

"Selain itu mempromosikan kreativitas sebagai bagian dari upaya untuk memberdayakan potensi pemuda, dan mendorong optimalisasi potensi daerah melalui peran pemuda," katanya.

Asisten II Pemkot Ambon, Robby Silooy juga menyatakan, pemuda Indonesia haruslah memiliki pemahaman yang baik dalam menerima perbedaan sebagai kekuatan bukan ancaman, dan memiliki tradisi toleransi dalam menghadapi perbedaan.

Pihaknya juga meminta para peserta maupun pendamping untuk menceritakan kondisi Ambon dan Maluku secara umum, setelah kembali ke kota asal.

Kota Ambon merupakan kota yang damai, menghargai perbedaan, dan akan menjadi kota musik dunia, dan tidak kalah pentingnya Provinsi Maluku dijadikan laboratorium kerukunan umat beragama. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar