Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Tidak percuma Gideon Beffers (20) punya moto, "di dalam proses, ada progres". Dengan semangat tersebut, dia melenggang sebagai juara pertama ajang legendaris dan bergengsi di tanah air, Bintang Radio Indonesia. Padahal, dia selalu terpuruk, kalah, di RRI Ambon.
Begitu lulus SMA 1 Ambon tahun 2015, Gideon ikut Bintang Radio Indonesia di RRI Ambon dan tampil sebagai juara harapan III. Tahun berikut, dia ikut lagi tetapi gugur di babak audisi. Tahun lalu, sampai ke babak semifinal saja. Barulah kali keempat, dia menyabet gelar juara pertama dan berhak ikut Bintang Radio Indonesia tingkat nasional.
"Saya tidak yakin bisa menang sebab saingan pada babak final cukup berat. Ada Rexy Sule, Marco Pattianakotta, Francois Kasuba, dan Allan Tehupuring. Mereka adalah penyanyi bagus," kata Gideon kepada Media Online Maluku Post di Ambon, Jumat (21/9) tadi malam.
Gideon mengaku sangat bersyukur kepada Tuhan atas apa yang dia capai pada partisipasi yang keempat kali di ajang Bintang Radio Indonesia ini.
"Sepulang dari RRI, saya beritahukan papa dan mama bahwa saya juara pertama. Mulanya mereka tidak percaya, sebab saya tidak kabarkan acara grand final. Kami kemudian berdoa bersama mengucap syukur untuk hasil ini," terang mahasiswa semester VII Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon ini.
Gideon mengaku, ayahnya Johanes Beffers dan ibunya Marlen Beffers Samoa bukanlah pekerja seni. Ayah pekerja swasta yang kemudian menjadi pengemudi mobil, sedangkan ibu bekerja sebagai PNS di Pengadilan Negeri Ambon.
"Meskipun papa dan mama sering mengejek bahwa suara saya jelek tetapi kemenangan ini saya persembahkan untuk papa dan mama. Semalam itulah momen paling berkesan. Papa dan mama rencana mau datang, tetapi saya minta tidak usah sebab nanti bikin grogi,'' " ucap Gideon.
Gideon Imanuel Beffers lahir di Ambon, 20 Desember 1997 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak di bangku SD, dia sudah ikut paduan suara anak Jemaat Bethabara Kayu Tiga.
Sampai di SMA, Gideon ikut paduan suara sekolah dan bergabung dengan Bethabara Male Choir (BMC). Di kelas dua, dia ikut lomba nyanyi solo AMGPM di Gereja Maranatha, dan bisa lolos sampai babak semifinal. Sedangkan di kelas tiga, saat Porseni di sekolah, dia menggondol juara petama nyanyi solo. Dari sini, dia mulai percaya diri untuk tampil dalam ajang bintang radio.
Gideon mengaku, kemampuan vokalnya terasah berkat campur tangan banyak orang, misalnya pelatih BMC Eric Rehatta, Dany Hukom, Michael pelupessy, Michael Mailuhu, Uta Ririasa, dan banyak lagi.
Sebagai vokalis, Gideon sebenarnya pernah membangun kelompok musik dengan kawan-kawan sebaya. Pernah membentuk SOS Band (2015) bersama Romano Uhi (gitaris), Eirene Marpay (kajon), Uci (drum), Clievert (keyboardis), hendry camerling (bass).
Setelah band ini tidak aktif karena kesibukan personilnya, Gideon dan kawan-kawan membentuk SAS Band (2016) yakni bersama Romano Uhi (gitaris), Endy Diaz (bass), Ipi (gitar melodi), Samuel (drum), Hendry Camerling (keyboard).
Baik SOS Band maupun SAS Band tidak bertahan karena kesibukan masing-masing personil. Ada yang pindah kuliah ke Pulau Jawa, sehingga praktis tidak bisa bersama-sama. Hendry bahkan sibuk di Jakarta sebagai pemain sinetron.
Gideon mengaku kagum dan belajar dari senior-seniornya di Ambon, seperti Michael Pelupessy, Marvey Kaya, dan Falantino Latupapua.
"Karakter dan prestasi mereka mengagumkan. Mereka suka berbagi ilmu kepada penyanyi junior," papar Gideon.
Kini sebagai penyandang gelar juara bintang radio, Gideon ingin punya karya musik sendiri, ingin bikin lagu dan menyanyikan sendiri.
"Saya ingin menghibur orang membuat mereka senang dan bahagia," ujarnya.
Saat ini, Gideon mengaku akan berlatih keras, supaya menjadi lebih baik. Dia rela ditempa dan tidak boleh mengeluh dalam latihan demi menghadapi ajang bintang radio tingkat nasional.
"Saya harap akan ada pelatih vokal dari para juara bintang radio seperti Michael Mailuhu, Michael Pelupessy, Marvey Kaya, Falantino Latupapua, Marieonie Serhalawan, dan pelatih vokal yang lain," pungkasnya. (Rudi Fofid/Maluku Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar