Senin, 16 Juli 2018

Pembangunan Bandara Ngloram Bakal Terintegrasi Jalur Kereta Api

Detik Nusa
Salah satu dokumentasi presentasi masterplan Bandara Ngloram yang disampaikan Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo kepada Pemkab Blora. (foto: dok-ib)
BLORA. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan rupanya ingin pembangunan Bandar Udara (Bandara) Ngloram di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora bisa terintegrasi dengan jalur kereta api. Sehingga selain akses darat, para pengguna kereta api juga akan mudah menuju bandara.

Mengingat tidak jauh dari lokasi Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram yang akan dikembangkan menjadi Bandara terdapat jalur kereta api Jakarta-Surabaya.

Hal itu terungkap ketika Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub RI, melalui Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo bersama konsultan mempresentasikan masterplan pembangunan Bandara Ngloram awal Juli kemarin, tepatnya Kamis (5/7/2018) di depan Bupati Blora dan sejumlah pejabat dari instansi terkait, tim percepatan reaktivasi Bandara Ngloram serta camat Cepu dan kepala desa Ngloram.

“Menurut rencana dalam pengembangan nanti terminal Bandara Ngloram dibangun tak jauh dari stasiun kereta api Kapuan. Oleh karena itu lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan terminal tersebut sudah harus mulai dipersiapkan oleh Pemkab,’’ ujar Pejabat Pembuat Komitmen Kementerian Perhubungan, Candra Jaya.

Sesuai rencana awal, pembangunan dalam rangka pengaktifan kembali Bandara Ngloram akan dimulai tahun ini. Diawali dengan pemagaran lahan aset bandara, penyusunan masterplan dan perbaikan landasan pacu.

Pengembangan akan dilakukan tahun depan dengan pembangunan apron, terminal dan perpanjangan landasan pacu serta sejumlah fasilitas lainnya.

Rapat presentasi masterplan pembangunan Bandara Ngloram di Pemkab Blora awal bulan kemarin. (foto: dok-ib)
“Tahun depan akan ada anggaran sekitar Rp 75 miliar untuk pembangunan terminal dan landasan pacu Bandara Ngloram,’’ kata Indra Triyantono, Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo-Sumenep.

Bupati Djoko Nugroho menilai Bandara Ngloram memiliki keistimewaan dibanding bandara lainnya di Indonesia. Yakni dekat dengan stasiun kereta api yang ada di Desa Kapuan. Dengan keistimewaan tersebut, Bandara Ngloram akan lebih mudah diakses oleh masyarakat dari Blora atau dari luar daerah. Menurutnya, Pemkab akan memberikan dukungan dengan pembangunan jalan akses menuju Bandara.

“Kalau memungkinkan jalan akses masuk dan keluar akan dibuat satu arah sehingga bisa lebih tertib. Kami meminta konsultan teknik dan tim dari kementerian mulai menyusun kebutuhan lahan pengembangan Bandara Ngloram. Data tersebut akan menjadi pegangan bagi Pemkab untuk pembebasan lahan,” ujar Bupati.

“Lahan-lahan mana yang diprioritaskan untuk dibebaskan terlebih dahulu, itu yang harus difinalkan. Kita akan membahasnya lagi di pertemuan berikutnya,’’ lanjutnya.

Djati Walujastono, anggota tim percepatan reaktivasi Bandara Ngloram menuturkan, saat ini sudah tersedia lahan di Bandara Ngloram sekitar 215.346 meter persegi. Lahan tersebut telah dihibahkan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Kementerian Perhubungan.

Lahan yang tersedia itu di antaranya runway panjang 900 meter dan lebar 30 meter, taxiway sekitar panjang 150 meter dan lebar 23 meter, apron dan bekas tanah bangunan terminal panjang 75 meter dan lebar 50 meter. Sedangkan tanah perpanjangan runway masih tersedia panjang 1.650 meter dan lebar 110 meter. (muiz | jo-ib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar