“Untuk itu, orangtua harus terus mengawasi dan tegas terhadap penggunaan Gadget pada anak. Sebab gadget bisa menjadi salah satu jalan terjadinya kekerasan terhadap anak,”ujarnya di Ambon, Senin (23/7).
Menurut Assagaff, orangtua merupakan garda terdepan dalam memberikan perlindungan terhadap anak dalam segala bentuk kekerasan. Salah satu pintu masuk kekerasan tersebut adalah Gadget tersebut.
“Anak-anak yang lemah kontrol dari orangtuanya akan sangat bebas menggunakan gadget. Dengan situasi psikologis mereka yang sangat rentan bisa gampang terpengaruh hal-hal negatif. Mulai dari pornografi, sasaran kelompok teroris, seks bebas, penjualan anak, pemerkosaan sampai pada paham-paham radikal yang bertentangan dengan ideologi bangsa,” ungkapnya.
Assagaff katakan, selain itu hal yang perlu menjadi perhatian serius adalah menghindari anak dari pergaulan bebas, yang akan berunjung pada penggunaan narkoba, miras dan lain sebaginya.
“Disini peran orang tua dituntut, untuk lebih mempehatikan anak secara serius,”tandasnya.
Assagaff menambahkan, Indonesia akan diperhadapkan dengan bonus demografi di tahun 2020 dan puncaknya di tahun 2035. Untuk itu, anak-anak harus dipersiapkan sebaik mungkin agar saat waktunya tiba harus mengendalikan negeri ini pada 2030- 2035.
“Dan pada waktunya mereka telah menjadi manusia-manusia hebat yang betul-betul mampu membawa Indonesia mencapai masa kejayaan,” pungkasnya. (MP-7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar