Minggu, 15 Juli 2018

Adat Bukan Kafir, Adat Itulah Undang-Undang Dari Tuhan

Detik Nusa
Adat Bukan Kafir, Adat Itulah Undang-Undang Dari Tuhan
John NR Gobai.
Oleh John NR Gobai

Pengantar

Dalam adat dikenal tentang Sang Pencipta, Bapa Yang Kudus, Bapa Ditempat Yang Maha Tinggi Itulah Yang Disebut Tentang Pribadi ALLAH Yang Dalam Berbagai Suku Di Papua Disebut, Ugatame Dalam Bahasa Mee, Unggakame Dalam Bahasa Amungme,Manseren Ronanggi Dalam Bahasa Byak. Sebutan-sebutan ini disebutkan untuk ALLAH yang kita kenal dalam Alkitab. Dalam alkitab kita kenal hukum taurat yang ajarannya dimulai sejak jaman Nabi Musa yang kita kenal dengan 10 Perintah ALLAH, hukum taurat ini juga di Papua kita kenal dengan adat, siapa yang melanggar akan dikatakan, dia melanggar adat, yang tentunya sama dengan melanggar hukum taurat dalam Kitab Kejadian dalam Perjanjian lama yang berlaku bagi Israel.

Adat dalam pandangan Alkitab

Ketika keruntuhan Israel, ALLAH kecewa terhadap bangsa ini karena mereka tidak berpegang pada perjanjian dengan nenek moyang Israel tidak berpegang pada ketetapan-Nya dan Undang-undang-Nya, dan Tuhan memperingatkan kepada Israel.

Tuhan telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik; “Berbaliklah kamu dari pada yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku sesuai dengan segala undang-undang yang telah ku perintahkan kepada nenekmoyangmu dan yang telah kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba hamba-Ku para nabi” II Raja-raja, 17; 13.

Setelah kelahiran Yesus dan setelah tiba waktunya untuk bersaksi tentang BapaNya yang mengutus, Yesus kembali mengajarkan kepada Murid-muridnya dan kepada umat,Matius 5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Mat 5:17 menuliskan bahwa Yesus tidak membatalkan Hukum Taurat , Matius 5:19, “bahwa siapa yang tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat, bila ia masuk surga, maka tempatnya adalah yang paling rendah. Tapi bagi siapa yang melakukan dan mengajarkan hukum Taurat maka tempatnya akan tinggi di surga”.

Pandangan yang berbeda

Rasul paulus dalam surat Efesus, 2:15 menyatakan bahwa Yesus membatalkan Hukum Taurat, dengan menuliskan “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.” Walaupun demikian suratnya ke jemaat efesus, tetapi dalam surat ke jemaat di Roma, Rasul Paulus juga menulis tentang hokum taurat,”Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar dihadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum tauratlah yang akan dibenarkan” Roma, 2; 13. Rasul Paulus juga menulis tentang siapa yang tidak punya hukum taurat namun melaksanakan hokum taurat,“Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Rom 2:15)

Realitas hari ini

Beberapa orang dalam tulisan menyebutkan bahwa Gereja yang ada sekarang adalah Gereja yang dikembangkan Rasul Paulus. Mungkin karena itu Gereja Katolik dalam setiap ibadah selalu menjadikan bacaan dari surat paulus adalah bacaan kedua. Terkait dengan adat, pandangan paulus telah menjadi dasar untuk gereja harus mengatakan adat itu kafir tanpa memahami lebih jauh tentang nilai nilai adat yang ada, seperti yang tersurat dalam Efesus,2;15 “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.”. Pandangan ini juga yang melintas dalam ilmuwan masa lampau yang menilai adat dengan pandangan yang tidak tepat.

Kaum yang mengatakan adat itu kafir ini, tidak melihat lebih jauh tentang nilai dan norma hidup yang telah hidup dan berkemnbang dalam masyarakat adat, yang telah mengatur keharmonisan dan keserasian dengan ALLAH, sesama dan alam sekitarnya, kaum ini juga tidak melihat adanya larangan dalam adat yang juga disertai dengan sanksi bagi yang melanggar, kaum ini juga tidak melihat adanya ritual penyesalan permohonan kepada Yang Maha Pencipta melalui penyucian dengan media pengorbanan, babi sama seperti Bangsa Israel dengan domba, yang kemudian mencapai Kanaan, negeri yang dijanjikan TUHAN.

Konteks Papua

Akibat termakan oleh ajaran kaum romatik banyak juga orang Papua yang merasa adat itu kafir, adat itu tak perlu diikuti sehingga mereka merasa adat tak perlu di taati, akibatnya dalam kehidupan kita seperti manusia yang bimbang antara mengikuti Alkitab, Adat dan Adat Baru yang dikenalkan oleh jaman ini. Banyak kali saya membaca banyak tulisan orang Papua yang mengutip kata-kata dari I.S Kijne, ‘’Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri” yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bangkit dengan menggunakan Apa? Apakah menggunakan Teori kiri, teori perang atau menggunakan ajaran Che Guevara, atau tokoh yang lain.

Jika kita ingat syair satu lagu dari I.S Kijne, yang menyebutkan, Adat itulah Undang-Undang TUHAN Israel pegang trus sejak dari perhambaanya” yang merupakan tafsir dari II Raja-raja, 17;13 “Berbaliklah kamu dari pada yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku sesuai dengan segala undang-undang yang telah ku perintahkan kepada nenekmoyangmu dan yang telah kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba hamba-Ku.

Dalam rangka mengkongkritkan nubuat I.S Kijne, maka bangsa Papua harus bangkit dengan menggunakan adatnya yang adalah Undang-undang dari Tuhan yang telah diberikan kepada para leluhur bangsa Papua untuk dapat keluar dari situasi yang ada saat ini menuju Papua baru yang bangkit, mandiri dan sejahtera. Coba anda bayangkan dengan kekuatan apa mambri kurabesi memimpin pasukan ke sultan tidore, orang dari gunung bisa jalan mencari kulit kerang sebagai alat tukar di Pantai,dll.

Penutup

Jangan berpikir bangsa lain menjadi besar hanya karena ilmu dan teknologi dan pengetahuan, bangsa bangsa ini juga awalnya mulai bangkit dengan menggunakan adatnya, mari kitong smua belajar kembali adat disana ada kekuatan, larangan, nilai dan norma dan penyucian diri dosa. Disana ada jalan keselamatan inisial dan kekal. Disana kita akan menemukan Taman Firdaus dimana kami semua berasal, disana kami akan menemukan kekuatan untuk jalan menuju Kanaan.
Salam


Penulis adalah anggota DPR Papua dari Kursi Adat.


Copyright ©KabarDaerah "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar