Rabu, 09 Mei 2018

Kinerja Keuangan Triwulan I Meningkat Signifikan

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto mengatakan kinerja keuangan daerah ini memasuki triwulan I 2018 terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. "Total aset perbankan meningkat Rp2,11 triliun atau tumbuh 11,52 persen (yoy) menjadi Rp20,44 triliun," ungkap Bambang, di Ambon, Rabu (9/5).
Ambon, Malukupost.com - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto mengatakan kinerja keuangan daerah ini memasuki triwulan I 2018 terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

"Total aset perbankan meningkat Rp2,11 triliun atau tumbuh 11,52 persen (yoy) menjadi Rp20,44 triliun," ungkap Bambang, di Ambon, Rabu (9/5).

Sedangkan total dana pihak ketiga meningkat Rp883,99 miliar atau tumbuh 7,02 persen menjadi Rp13,47 triliun, dan kredit meningkat Rp1,42 triliun atau tumbuh 14,28 persen menjadi Rp11,35 triliun.

Menurut dia, posisi triwulan I 2018, kinerja industri perbankan di Maluku menunjukkan perkembangan yang menggembirakan serta berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional, kecuali DPK.

"Hal ini menunjukkan kondisi perekonomian secara umum kondusif serta memiliki prospek yang baik ke depan," kata Bambang.

Karena itu, katanya, kinerja keuangan yang positif ini juga didukung dengan kualitas perkreditan yang baik tercermin dari penyaluran kredit bermasalah di Maluku posisi Maret 2018 hanya sebesar 1,30 persen, lebih rendah dibandingkan dengan posisi Pebruari 2018 yang tercatat sebesar 1,34 persen dan jauh lebih rendah dari NPL nasional yang tercatat sebesar 2,83 persen.

Bambang menjelaskan perkembangan penyaluran kredit perbankan perlu memperhatikan pergerakan di tiga sektor ekonomi produktif yang cenderung tumbuh melambat dibanding posisi Pebruari 2018 (yoy) yakni sektor perdagangan besar dan eceran dari sebesar Rp256,68 miliar (13,07) persen pada posisi Pebruari 2018 menjadi sebesar Rp233,77 miliar (11,44) persen pada posisi Maret 2018.

Sedangkan sektor pertanian dan kehutanan dari sebesar Rp35,55 miliar (34,74) persen menjadi sebesar Rp34,26 miliar (32,54) persen dan sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum dari sebesar Rp71,41 miliar (50,85) persen menjadi sebesar Rp68,55 miliar (47,53) persen.

"Hal tersebut berdampak pada sedikit melambatnya pertumbuhan kredit posisi Maret 2018 dibandingkan dengan posisi bulan Pebruari 2018 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,17 persen (yoy), namun demikian masih jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional posisi Maret 2018 yang tercatat sebesar 8,56 persen (yoy)," ungkap Bambang.

Peningkatan penyaluran kredit posisi Maret 2018, lanjutnya masih didominasi oleh kredit konsumtif sebagai penyumbang terbesar yaitu pada sektor Rumah tangga bukan lapangan usaha lainnya yang meningkat sebesar Rp461,62 miliar (15,71) persen, diikuti oleh sektor Rumah tangga untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar Rp445,93 miliar (13,81) persen.

Sektor Rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp125,84 miliar (19,38) persen dan sektor rumah tangga pemilikan kendaraan bermotor yang meningkat sebesar Rp26,48 miliar (60,99) persen.

Selanjutnya sektor produktif juga mencatatkan pertumbuhan positif, terutama pada sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh sebesar Rp233,77 miliar (11,44) persen.

Sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar Rp68,55 miliar (47,53) persen, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp34,26 miliar (32,54) persen dan sektor industri pengolahan sebesar Rp24,87 miliar (33,42) persen.

"Komposisi portofolio penyaluran kredit per sektor masih didominasi pada sektor rumah tangga, kredit konsumtif (72,20) persen, sektor perdagangan besar dan eceran (20,06) persen dan sektor konstruksi (1,99) persen dari total kredit," ungkap Bambang. (MP-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar