Senin, 17 September 2018

Tampilkan Tujuh Paguyuban, Pagelaran Barongan Blora Sedot Ribuan Penonton

Detik Nusa
Pagelaran Barongan Blora dalam rangkaian event platform Indonesiana "Cerita dari Blora" pada Sabtu (15/9/2018) berhasil menyedot ribuan penonton. (foto: dok-ib)
BLORA. Menampilkan tujuh paguyuban seni barongan dari berbagai wilayah Blora, acara Pagelaran Barongan yang dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian event Platform Indonesiana “Cerita dari Blora” pada hari Sabtu (15/9/2018) berjalan meriah dan menyedot ribuan penonton.

Dengan mengambil tempat di Alun-alun Blora, panggung besar yang didirikan tepat di depan Gapura Pendopo Rumah Dinas Bupati itupun dipadati penonton. Cuaca yang panas siang itu pun tidak mengahalangi semangat warga untuk menonton lebih dekat.

Bahkan mayoritas adalah ibu-ibu bersama anaknya, nekat membawa payung sampai merapat ke panggung agar anaknya bisa menonton dari dekat. Tenda dan kursi untuk penonton pun telah penuh sejak acara dimulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Ribuan penonton rela berjubel di bawah terik matahari untuk menonton pagelaran seni barongan. (foto: dok-ib)
“Setiap pertunjukan barongan di Alun-alun kami pasti nonton, apalagi anak saya ini senang sekali dengan barongan. Tadi berangkat pukul 08.00 WIB dari rumah,” ungkap Sutarmi, salah satu warga dari Kecamatan Tunjungan.

Adapun ketujuh paguyuban barongan yang tampil adalah Paguyuban Barongan Anak “Gogor Mustiko Budoyo” dari Desa Jepangrejo, Barongan Remaja “Widya Manggala” dari Kecamatan Todanan, dan Barongan Remaja “Waringin Seto Kumbang Joyo” dari Patinan, Jepon.

Kemudian ada Paguyuban Barongan “Singo Madhu Joyo” dari Desa Wotbakah, Kecamatan Japah, Barongan “Sardulo Seto” dari Kadengan, Kamolan, dan Barongan “Taruno Adi Joyo” dari Tempel Jepon. Pagelaran ditutup dengan pentas Barongan “Risang Guntur Seto” Kunden.

Aksi para pembarong remaja di ajang Pagelaran Seni Barongan Blora, Sabtu siang (15/9/2018). (foto: dok-ib)
“Sengaja kami tampilkan mulai dari barongan anak, remaja hingga dewasa sebagai bukti bahwa seni tradisional di Blora terus beregenerasi dengan baik. Di tahun pertama pelaksanaan Platform Indonesiana “Cerita dari Blora” ini memang baru tujuh yang tampil. Semoga tahun depan bisa lebih banyak lagi,” jelas Adi Wibowo, salah satu panitia. (res-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar