Senin, 02 Juli 2018

Kunjungan Pemkab MTB Ke Belanda Diharapkan Berdampak Positif

Detik Nusa
Saumlaki, Malukupost.com - Pemerhati Budaya Tanimbar, Ronard Alfret Fordatkosu, SE. MBA menilai keberangkatan rombongan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara Barat (MTB) ke negeri Belanda bakal berdampak positif bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten MTB.
Saumlaki, Malukupost.com - Pemerhati Budaya Tanimbar, Ronard Alfret Fordatkosu, SE. MBA menilai keberangkatan rombongan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara Barat (MTB) ke negeri Belanda bakal berdampak positif bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten MTB.

“Keberangkatan tim Pemkab MTB ke negeri Kincir Angin, bersama group tarian Tanimbar dan team Wali Kota Ambon yg melibatkan team musik dari Taman Budaya Maluku ini dinilai merupakan sebuah perhelatan promosi budaya Tanimbar sekaligus promosi pariwisata Kabupaten MTB di Nederland,”ujarnya di Saumlaki, Minggu (1/7).

Fordatkosu menyatakan dalam sejarah promosinya, kali ini merupakan ajang promosi budaya Tanimbar yang ke-2 di negeri Belanda, dimana pertama kali dilakukan pada tahun 1984 yakni saat itu team penari Tnabar Ilaa dari Tanimbar pernah dipromosikan oleh Badan Pariwisata Daerah tingkat I Propinsi Maluku yang dipimpin oleh Drs. Salomon Joseph Oratmangun (mantan Bupati MTB pertama - red).

“Selaku budayawan tulen asli Tanimbar, yang telah mempromosikan Foruk dan budaya Tanimbar selama 22 tahun di 58 manca negara, saya sangat bangga dan menyambutnya dengan greatly and positively appreciation,” tuturnya.

Fordatkosu berharap, setelah kunjungan tersebut mesti menghasilkan turn over or Returned of Capital expenses atau pengembalian uang perjalanan serta adanya multiplayer function dan multiplayer effect bagi orientasi perekonomian masyarakat, dalam rangka pengentasan kemiskinan di daerah berjuluk Duan-Lolat itu.

“Saya ungkapkan hal ini karena lagi trendy banget di zaman now, bahwa banyak Kepala Daerah yg beralasan promosi kebudayaan ke manca negara tetapi usai perjalanan itu, tak membawa dampak apapun bagi kemaslahatan rakyat yang tengah menjerit dalam kemiskinan,”katanya.

Dia mencontohkan perjalanan rombongan Pemkab MTB di tahun 2017 ke Tokyo, Jepang dimana hingga kini belum berdampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di daerah.

“Berapa uang rakyat digunakan saat itu?. Kemudian, tujuan pameran Tenun Ikat Tanimbar dalam acara di Tokyo, apa yang di follow up untuk kain tenun ikat itu sendiri? Ada nggak orderan dari Jepang yang dikerjakan oleh para penenun di Tanimbar? Sudahkah uang tiket, akomodasi serta tunjangan perjalanan ke Luar Negeri itu ter-recovery oleh pembelian kain-kain Tenun Ikat yang dipamerkan di sana? Atau itu hanya show off yang pada gilirannya waste in time, waste in Money atau menghamburkan uang, sementara rakyat dan penenun masih menjerit dalam iklim kesulitan seperti concept dan harapan yang selalu diucapkan oleh Bupati MTB dalam program kerjanya,”tandasnya.

Dia berharap agar sejumlah agenda penting pemkab MTB dalam kunjungan ke Belanda seperti business meeting yang mungkin saja sudah dilaksanakan oleh Consulate General RI di Jalan  Den hag bersama stakeholders of Block Masela seperti Shell dapat bermanfaat bagi perekonomian MTB ke depan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemkab MTB telah menghadiri undangan Konsulat Republik Indonesia di negeri Belanda pada tanggal 1 Juli 2018 dalam rangka ikut memperkenalkan potensi sumber daya yang ada di Tanimbar seperti budaya, pariwisata, pertanian, perikanan dan lain-lain termasuk Minyak dan Gas Bumi (Migas).

Rombongan Pemkab MTB yang diberangkatkan ke negeri Belanda berjumlah 28 orang yang terdiri dari tim promosi budaya, sejumlah pimpinan SKPD, pimpinan daerah dan pimpinan DPRD MTB.

Bupati MTB, Petrus Fatlolon menjelaskan bahwa sesuai agenda, pihaknya akan terlibat dalam pameran pada tanggal 1 Juli 2018 dan dilanjutkan dengan business meeting dengan Shell.

Menurut Fatlolon, ada banyak manfaat positif yang bisa diperoleh dari kunjungan Pemkab MTB di negeri Belanda, oleh karena masyarakat di negeri Kincir Angin itu memiliki  hubungan emosional dengan masyarakat di Maluku.

“Selain itu, ada peluang investasi yang terbuka di berbagai bidang, oleh karena salah satu pemegang saham dari blok Masela adalah Shell yang berkedudukan di Belanda,”katanya.

“Shell ingin memperkenalkan sumberdaya lain yang ada di MTB sehingga bukan hanya Migas tetapi ada juga potensi lain yang mau didayagunakan,”katanya menambahkan. (MP-14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar