Senin, 08 Oktober 2018

Perang Suku di Yahukimo Akibatkan Dua Orang Tewas 28 Rumah Dibakar

Detik Nusa
Jayapura -- Perang suku antara masyarakat suku Kimyal dengan masyarakat suku Hupla dan Ngalik di kota Dekai kabupaten Yahukimo mengakibat dua orang tewas (meninggal dunia -red) dan dua puluh delapan rumah ludes terbakar serta delapan orang luka-luka.

Perang suku ini telah berlangsung selama dua hari. Perang suku ini dipicu oleh kecelakaan lalu lintas.
Perwira penghubung (pabung) kabupaten Yahukimo, Mayor Inf. Ivan Pambudi yang dihubungi melalui telphon membenarkan kejadian perang suku ini. "mbak, perang sedang berlnagsung dan kami sedang mencoba menghentikannya," ujar Mayor Ivan.

Dari data lapangan diketahui Senin pagi sekitar pukul 08.00 masa suku Hupla, dan Ngalik menyerbu perumahan suku Jimyal yang berada di Jl. Telkomsel dengan mengakibatkan 28 rumah masyarakat suku Kimyal terbakar.

Mendengar ada korban yang meninggal dunia, Kapolres Yahukimo AKBP Angling Guntoro bersama Pabung Yahukimo Mayor Ivan Pambudi mengunjungi RSUD Dekai. Sesampainya di RSUD Dekai diketahui ada 2 korban yang meninggal masing masing dari suku Ngalik dan suku Yali.

Sekitar pukul 12.00 WIT masyarakat meminta tolong kepada aparat keamanan untuk memadamkan api di ruko, namun tidak ada kendaraan pemadam kebakaran di kabupaten Yahukimo.

Saat itu juga Wakik Bupati Yahukimo, Yulianus Heluka datang dan bertemu dengan massa Suku Ngalik sekitar 500 orang. Wakil bupati meminta agar massa tenang dan tidak melakukan gerakan tambahan. Pihaknya akan bertemu dengan pihak Suku Kimyal untuk menyelesaikan perang.

Tak lama berselang Wabup Yahukimo, Kapolres Yahukimo dan Pabung Yahukimo bertemu dengan pihak Suku Kimyal di Jl. Telkomsel. Pada pertemuan ini perwakilan suku Kimyal, Soloma Yalak dan Jhon Funangi mengatakan bahwa mereka sudah tidak akan melaksanakan perang dan siap untuk menghitung denda adat. "Kami tidak ingin ada korban lagi. Kami dari awal tidak ingin ada perang, karena dari tadi malam kami sudah mau bawa jenazah ke kampung naik pesawat dengan adat patah panah sebagai tanda masalah selesai. Awal perang ini terjadi karena adanya kejadian yang timbul sehingga masyarakat menjadi panas," ujar Soloma Yalak.

Mendengar hal ini Kapolres Yahukimo mengatakan jika memang masyarakat sudah tidak ingin untuk perang maka hentikan. "Kami aparat keamanan mau tokoh-tokoh berkumpul dan diskusikan poin-poin yang mau disampaikan. Kami siap memediasi jika kedua pihak ingin berdamai," ujar Kapolres

Setelah itu rombongan Wabup Yahukimo bertemu dengan pihak Suku Kimyal di Jl. Gunung yang intinya masyarakat siap berdamai dan menunggu kesepakatan Suku Ngalik di Ruko dengan Suku Kimyal di Jl. Telkomsel.

Adapun dua orang korban meninggal atas nama Eli Haselo dan Yulianus Bahabol.

Awal perang suku ini akibat kecelakaan lalu lintas. Dimana tanggal 6 Oktober Laores Heluka mengendarai motor bertabrakan dengan Sowa Dabla yang sedang belajar mengendarai motor.

Saat itu Sowa Dabla (meninggal dunia) dalam keadaan mabok belajar mengendarai sepeda motor dari arah kantor Bupati jln.cenderawasih dengan kecepatan sedang menuju arah perumahan eselon 2 . Tepat sebelum pintu gerbang masuk rumah Bupati Yahukimo Sowa Dapla (korban) mengendarai kendaraan bermotor dengan berkelok-kelok hingga ke jalur sebelah kanan jalan dengan seketika Laores Heluka mengerem motor di jalur kiri dan sempat berhenti dan pada saat itu korban tidak bisa menguasai kendaraannya sehingga korban berbelok kekanan dan menabrak sepeda motor yang dikendarai Laores Heluka.

Laores kemudian membantu mengangkat korban untuk diantar ke RSUD Dekai dengan menggunakan kendaraan roda 4 milik Musa Heselo guna dilakukan pertolongan pertama terhadap korban.

Sesampainya di RSUD Yahukimo Laores bergegas menuju mako Polres Yahukimo untuk mengamankan diri dari amukan keluarga korban.

Tak lama berselang keluarga korban meninggal sekitar 20 orang mendatangi Mako Polres Yahukimo dengan tujuan ingin mengetahui pelaku serta menginginkan agar pelaku diserahkan kepada keluarga korban dengan maksud untuk menganiaya korban.

Anggota piket Polres hanya memberikan kesempatan kepada 4 (empat) perwakilan dari keluarga korban untuk menemui pelaku yang pada saat itu mengamankan diri di rutan Polres Yahukimo.
__________________

Catatan Tambahan

Rentetan konflik horizontal ini sengaja diciptakan, #supaya biar #tidak_demo #PapuaMerdeka, tapi rakyat "Demo" karena masalah-masalah kecil yang sengaja diciptakan oleh mereka yang berkepentingan, dengan tujuan menjaga "pagar NKRI jangan sampai terbongkar...". 
Apa lagi sekarang isu Papua Merdeka sudah di PBB, Indonesia siapa yang tidak gelisah? Kecemasan Indonesia akan terbongkarnya pagar NKRI, dia akan gunakan berbagai macam cara untuk alihkan pikiran orang Papua, agar rakyat West Papua tidak berpikir Papua Merdeka. 
Hal ini perlu kita perhatikan baik agar tidak terjerak dalam skenario yang dibuat oleh Indonesia selaku penjajah di Papua. 
ULMWP bersama negara-negara sudah membawa perjuangan West Papua (Papua Merdeka) hingga di PBB untuk menuju pada Hak Penentuan Nasib Sendiri (Self Determination). 
Maka fokus kita tetap terus pada ULMWP menuju kemerdekaan Papua secara Hukum dan Politik. 
Indonesia sedang gunakan berbagai macam cara, dengan tujuan hanya satu, yaitu "Alihkan pandangan orang Papua", maka kita jangan terpengaruh dengan hal ini, dan fokus pada ULMWP untuk Papua Merdeka. 
Sayang rakyat! 

#BravoULMWP
#LetWestPapuaVote#WP4UN #ReferendumForWestPapua

Copyright ©Pasific Pos "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar