Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar sedang (IBS) dan industri mikro kecil (IMK) triwulan IV tahun 2017 sebesar 0,16 persen tumbuh di atas pertumbuhan IMK Nasional.
"Produksi industri mikro kecil (IMK) Provinsi Maluku periode Oktober-Desember 2017 naik 0,16 persen dibanding periode Juli-September 2017," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Jumat (2/2).
Secara kumulatif sampai dengan bulan Desember 2017, lanjutnya, produksi IMK Provinsi Maluku meningkat 17,61 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dia menjelaskan, pertumbuhan positif ini ditunjang oleh pertumbuhan produksi di industri makanan, minuman, barang galian bukan logam,, tekstil (tenun) kayu dan barang daru kayu, percetakan dan barang dari kayu, percetakan bahan kimia dan barang dari bahan kimia (minyak kayu putih).
Menurutnya, selama 2017 beberapa IMK yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri furnitur, barang logam bukan mesin , karet dan barang dari karet alat angkutan lainnya, pakian jadi dan industri pengolahan lainnya.
Industri besar dan sedang Provinsi Maluku Mengalami pertumbuhan positif pada triwulan IV 2017 sebesar 1,74 persen dibanding triwulan sebelumnya , dan turun 0,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dumangar mengatakan, sektor industri nasional mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya baik pada skala mikro kecil maupun skala besar sedang. Secara y-on-y, IBS dan IBK nasional tumbuh positif.
"Sektor industri manufaktur mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menggerakan perekonomian dengan kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan nilai tambah dari input/bahan dasar," katanya.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja, lanjutnya,industri manufaktur dikelompokan menjadi industri mikro (1-4 orang tenaga kerja), industri kecil (5-19 orang tenaga kerja), industri sedang (20-99 orang tenaga kerja), dan industri besar (100 orang atau lebih).
Dia menbgatakan, berdasarkan sensus ekonomi tahun 2016 jumlah usaha atau industri manufaktur mencapai 24,9 persen dari total usaha/perusahaan non pertanian di Maluku.
Dari jumlah tersebut 99,8 persennya adalah kelompok industri mikro dan kecil, adapun tenaga kerja yang diserap olegh usaha/perusahaan IMK kurang lebih 20 persen dari total tenaga kerja di sektor non pertanian di Provinsi Maluku.
Dumangar menambahkan, mulai triwulan II Tahun 2011, BPS secara rutin telah merilis data pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan. Data ini diperoleh dari hasil survei industri mikro dan kecil triwulan, yang dilaksanakan mulai tahun 2011 dan tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. (MP-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar