Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Ridwan Amiruddin mengatakan, belum semua daerah mengalokasikan 10 persen anggaran belanja daerah untuk sektor pembangunan kesehatan.
"Jadi diharapkan ada keberpihakan pemerintah di sektor pembangunan kesehatan sehingga masyarakat bisa hidup lebih produktif dan sehat," katanya di Ambon, Rabu (14/2).
Menurut dia, memang sekarang ini merupakan tahun politik tetapi jangan menjual isu-isu kesehatan murahan dan setelah itu tidak ada aplikasinya.
Artinya selama masa kampanye enam bulan pertama pada tahun politik, masalah kesehatan sangat seksi untuk didiskusikan tetapi setelah terpilih lalu diabaikan.
"Untuk menjaga kesehatan ini butuh bajeting dan komitmen politik, jadi sangat diharapkan siapa pun yang terpilih dari tiga kandidat ini maka komitmen mereka pada sektor kesehatan, maksudnya bukan rumah sakit dan ketersediaan tenaga dokter, tetapi dalam pengertian pencegahan dan promosi kesehatan harus ditingkatakan," tandasnya.
Jangan menunggu masyarakat sakit baru mendapatkan perhatian, tetapi bagaimana menjaga masyarakat yang mau jatuh sakit ini tidak sakit sebab menjaga dan mutu kesehatan harus ditingkatkan melalui gerakan masyarakat sehat.
Misalnya ada kecenderungan peningkatan penyakit jantung koroner, hipertensi maka yang harus dilakukan adalah olah raga yamg teratur dan kontinyu.
Berarti pemkot diharapkan mempersiapkan infrastruktur bagi masyarakat untuk berolahraga secara teratur, ada sarana yang bisa dimanfaatkan, jogging, bersepeda nyaman kemudian gemar makan buah karena konsumsi buah di daerah ini masih rendah.
Kemudian penganekaragaman sumber karbohidrat harus ditingkatkan, jadi jangan menggiring masyarakat konsumsi beras semata, tetapi sagu dan papeda ditingkatkan mutunya sehingga dia memiliki nilai yang baik dan diterima masyarakat.
Sebab sumber karbohidrat bukan saja beras tetapi sagu, pisang, umbi-umbian, talas yang harus digalakan sehingga kejadian penyakit hipertensi dan diabetes misalnya dapat terkontrol.
"Belum makan nasi belum kenyang, itu suatu pembodohan karena kita punya banyak sumber karbohidrat tetapi kita tidak mengkonsumsi dengan baik, termasuk buah-buahan," ujarnya.
Aktivitas fisik harus selalu dilakukan seperti jalan santai atau joging setiap hari 5.000 langkah sangat efektif bagi kesehatan seseorang.
Sementara Ketua Pengurus Daerah Persakmi Maluku, DR. Syahril Sileh mengatakan, kegiatan pelatihan angkatan kedua jabatan fungsional untuk tenaga kesehatan yang akan diangkat dalam jabatan rumpun ilmu kesehatan ini diikuti 32 peserta dan berlangsung selama sepuluh hari.
"Untuk pelatihan angkatan ketiga dijadwalkan berlangsung pada Juli 2018 mendatang di Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah, dan nantinya secara bertahap akan dibuka kepengurusan daerah pada kabupaten/kota lainnya" kata dia.
Karena Ketua Umum Persakmi telah menjelaskan kalau diharapkan tahun ini sudah terbentuk seluruh struktur kepengurusan cabang di Indonesia dan beberapa kabupaten/kota juga sudah minta diberi mandat untuk pembentukan pengurus daerah.
Tujuan pembukaan cabang adalah memberikan akses informasi sebanyak-banyaknya kepada teman-teman sarjana kesehatan masyarakat sehingga program kesehatan bisa terakselerasi dengan baik dari pusat sampai di daerah sehingga tidak ada ketimpangan informasi.
Sehingga informasi merata, dan masif bisa berjalan baik dan cepat sampai kepada ujung tombak layanan di tingkat paling bawah.
Secara nasional, pengurus daerah Persakmi sudah terbentuk di 32 provinsi kemudian jumlah anggotanya mencapai satu juta orang dari Aceh hingga Papua.
Garis besar haluan organisasi misi utama Prsakmi adalah peningkatan kapasitas dan pemberdayaan sarjana kesehatan masyarakat Indonesia.
Sedangkan agenda lain adalah melakukan pelatihan penguatan kapasitas organsiasi, menjalin kemitraan dengan mitra strategis.
Kemudian sekarang di Bappelkes Maluku berlangsung pelatihan jabatan fungsional untuk tenaga kesehatan yang akan diangkat dalam jabatan rumpun ilmu kesehatan. (MP-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar