Minggu, 06 Januari 2019

"Tropical Penny" Sebabkan Pertemuan Angin Di Maluku

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar menyebutkan terdapat "Tropical Cyclone PENNY" 994 hPa di laut Karang Utara Queensland yang menyebabkan terjadinya pertemuan angin di wilayah Maluku bagian Selatan. Pertemuan angin tersebut meningkatkan potensi tumbuhnya awan-awan hujan (Cumulonimbus) di sekitar perairan Selatan Ambon, laut Banda, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Tanimbar-Babar serta laut Arafura.
Ambon, Malukupost.com - Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar menyebutkan terdapat "Tropical Cyclone PENNY" 994 hPa di laut Karang Utara Queensland yang menyebabkan terjadinya pertemuan angin di wilayah Maluku bagian Selatan.

Pertemuan angin tersebut meningkatkan potensi tumbuhnya awan-awan hujan (Cumulonimbus) di sekitar perairan Selatan Ambon, laut Banda, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Tanimbar-Babar serta laut Arafura.

"Keadaan ini juga dapat disertai dengan angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut, di mana kondisi sinoptik berupa angin umumnya bertiup dari arah Barat - Barat Laut dengan kecepatan terbesar 25 Knots (46 Km/jam)," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar di Ambon, Minggu (6/1).

Menurut dia, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di laut Banda , perairan Kepulauan Babar - Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru serta laut Arafuru.

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.

Tinggi gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di laut Maluku bagian Utara, Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Sermata hingga Tanimbar, perairan Kepulauan Kai Aru, Laut Arafuru maupun laut Maluku bagian Selatan.

Sedangkan, suhu bervariasi 20 hingga 32 derajat Celcius dan kelembaban 65 hingga 100 persen.

Ot mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas Ot. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar