Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - USAID Sustainable Ecosystems Advanced melalui mitra pelaksana WWF Indonesia melakukan pengamatan kesehatan terumbu karang untuk mendukung pengelolaan kawasan Taman Pulau Kecil (TPK) Koon di Kecamatan Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur.
Ekspedisi Koon berupa pengamatan kesehatan terumbu karang yang dilaksanakan 9-22 April 2018, kata Sea Project leader Candika Yusuf, pada kegiatan media briefing "Bakumpul di Kapal", Selasa (10/2).
Dia menjelaskan, Ekspedisi Koon merupakan pengambilan data lanjutan (TI), setelah sebelumnya tahun 2016 telah dilakukan pengambilan data awal (TO) yang dilakukan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia.
Hasil pengamatan awal tahun 2016 menunjukkan bahwa kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) Taman Pulau Kecil (TPK) Pulau Koon dan perairan sekitarnya memiliki rata-rata biomasa ikan 1542+ 929 kg/ha dari 16 famili yang diidentifikasi, didominasi oleh Famili Caesionidae (389+148 kg/ha).
Ia menjelaskan, tujuan ekspedisi ini adalah mengumpulkan data ekologi, sosial dan pariwisata kawasan konservasi Koon.
Selain itu, bertujuan untuk evaluasi dampak pengelolaan kawasan konservasi terhadap kesehatan ekosistem terumbu karang di bentang laut Sunda Banda.
"Prinsipnya ekspedisi ini akan melengkapi informasi bentang laut Sunda Banda yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menilai dampak pengelolaan kawasan, serta memberikan rekomendasi kawasan," ujarnya.
Diakuinya, pengamatan kesehatan terumbu karang idealnya dilakukan setiap dua hingga tiga tahun, melalui perbandingan data kesehatan terumbu karang.
Perubahan dan efektivitas pengelolaan kawasan dapat terukur, mengingat status kesehatan ekosistem terumbu karang merupakan salah satu indikator dalam mengukur efektivitas pengelolaan kawasan konservasi.
Dalam ekspedisi untuk mengevaluasi dampak ekologi dari pengelolaan kawasan konservasi perairan TPK Koon, WWF Indonesia menggandeng tim peneliti Universitas Pattimura, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, dan lembaga adat Leawana Petuanan Kataloka.
Sebelumnya pada tahun 2011-2015, WWF Indonesia telah menginisiasi kesepakatan konservasi laut, bersama Petuanan Negeri Kataloka, untuk mengelola kawasan seluas 2.537,6 ha yang terletak di perairan Pulau Koon hingga selatan Pulau Grogos. (MP-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar