Kamis, 04 Januari 2018

Legislator Papua Sebut Pengadangan Filep Karma di Bandara Sukarno-Hatta Berlebihan

Detik Nusa
Legislator Papua Sebut Pengadangan Filep Karma di Bandara Sukarno-Hatta Berlebihan
Tokoh Papua Merdeka, Filep Karma.
Jayapura --  Legislator Papua, Decky Nawipa, mengatakan sikap polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, yang mengamankan tokoh Papua Merdeka, Filep Karma, Selasa (2/1) malam, terkesan berlebihan.

Ia mengatakan, jika alasannya mantan tahanan politik Papua itu menggunakan pin bintang kejora, itu mengada-ada, karena bukan baru kali ini Filep Karma menggunakan bintang kejora yang dianggap pemerintah Indonesia sebagai simbol Papua merdeka.

"Bukan hal baru beliau (Filep Karma) menggunakan pin bintang kejora di bajunya. Pin bintang kejora yang selalu digunakan, sudah menjadi identitas beliau," kata Decky via teleponnya kepada Jubi, Rabu (3/1/2018).

Katanya, mengapa baru kali ini pin bintang kejora yang selalu menempel di baju Filep Karma dipermasalahkan. Padahal selama ini, ke mana pun Filep berpergian, termasuk ke Jakarta dan daerah lain di luar Papua, ia selalu menggunakan pin bintang kejora.

"Kenapa baru kini dipermasalahkan? Orang pakai bintang kejora tidak langsung dikategorikan Papua merdeka," ujarnya.

Menurutnya, membatasi dan melarang atribut bintang kejora akan tetap ada, karena ini bukan hal baru untuk orang asli Papua.

"Sudah ada sejak Belanda masih menduduki Papua Barat, hingga Papua Barat diserahkan ke Indonesia," katanya.

Dikutip dari CNN, tokoh Papua merdeka, Filep Karma diamankan polisi bandara Soekarno-Hatta, Jakarta Selasa (2/1) sekira pukul 21.00 WIB, setelah turun dari pesawat.

Ia dibawa ke Mapolres Bandara Soekarno Hatta, namun, akhirnya dibebaskan.

Aktivis Civil Liberty Defender, Uchok Sigit Prayogi, yang mendampingi Filep Karma di Mapolres Bandara mengatakan, informasi yang diperoleh dari Filep, saat itu, ia berangkat dari Yogyakarta menuju bandara Soekarno Hatta.

"Saat pak Filep sampai di bandara kurang lebih pukul 21.00 WIB, diadang beberapa anggota TNI berpakaian sipil maupun pakaian dinas, kemudian membawa pak Filep ke ruang tunggu kedatangan," kata Uchok kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/1).

Menurutnya, Filep mengaku sejak dalam penerbangan dari Yogyakarta ke Jakarta, ia sempat dicurigai oleh salah satu anggota TNI yang kebetulan satu pesawat dengannya. Anggota TNI itu sempat menegur Filep karena atribut yang dikenakan Filep.

Setibanya di ruang tunggu, sejumlah aparat keamanan sempat mempermasalahkan pin bergambar Bintang Kejora yang menempel di pakaian Filep, karena merupakan bendera salah satu gerakan masyarakat sipil dalam hak menentukan nasib sendiri.

"Dalam proses interogasi Filep sempat dibentak, bahkan sampai mendapat gebrakan meja. Kurang lebih sampai pada pukul 23.00 WIB. Kemudian, polisi datang dan membawa pak Filep ke Mapolres Bandara untuk dimintai keterangan. Setelah berdebat, pukul 01.00 WIB, Filep dipersilakan pulang," ujarnya. (*)


Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar