Sabtu, 30 September 2017

Socratez Sofyan Yoman : Persoalan West Papua Belum Final

Detik Nusa
Socratez Sofyan Yoman : Persoalan West Papua Belum Final
Foto : pdt. Socratez Sofyan Yoman,MA. Doc

Tabloid WANI -- Salah satu tokoh gereja di West Papua yang juga turut serta dalam menyuarakan dan memperjuangkan nasib bangsa West Papua, pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman,MA menyikapi pernyataan wakil mentri luar negeri  pernyataan AM Fachir yang menegaskan bahwa, "Tidak ada petisi mengenai referendum di Papua Barat. Hal itu dilontarkan sejumlah orang-orang tertentu yang hanya mencari perhatian publik". "Soal Papua kita sudah selesai bahkan sudah ada keputusan PBB 1969". (Sumber: Sindonews, 28 September 2017).

Wakil mentri luar negeri Indonesia mengatakan yang pertama, tidak ada petisi. Dalam kenyataannya petisi yang ditandatangani 1.8jt orang di Komisi 24 atau Komisi Dekolonisasi PBB sejak 26 september 2017 lalu.

Petisi itu diterima langsung oleh Ketua Komisi Dekolonisasi PBB yang diserahkan langsung oleh juru bicara ULMWP (United Liberation Moverment for West Papua) Beny Wenda dan Rex Rumakiek.

Kedua, Orang-orang hanya mencari perhatian publik. Mereka adalah wakil resmi rakyat dan bangsa West Papua. Mereka adalah suara rakyat yang tertindas dan teraniaya di West Papua. Mereka (Beny Wenda, dkk.) adalah pahlawan dan pejuang West Papua seperti, Ramos Horta di Timor Leste. 
Beny Wenda, Octovianus Mote, Rex Rumakiek, Leoni Tanggahma, Jakob Rumbiak adalah wakil resmi rakyat dan bangsa West Papua.

Dan yang ketiga, Soal West Papua sudah selesai. Menurut Indonesia persoalan West Papua sudah final melalui pepera 1969. Menurut bangsa Indonesia benar. Hasil pepera 1969 sudah diakui PBB tahun 1969.

Tapi bagi rakyat dan bangsa West Papua, masalahnya belum final atau belum selesai karena, prosesnya tidak demokratis, kejam, hasil pepera itu cacat hukum dan moral.

Masalah West Papua juga belum selesai karena Indonesia terus membantai rakyat dan bangsa West Papua. Ada masalah kejahatan kemanusian yang kejam. Ada masalah ketidakadilan. Ada diskriminasi dan marjinasi penduduk asli. Pembunuhan, pelaku kekejaman terhadap rakyat West Papua belum ada yang di tangkap, di periksa dan di hukum.
Indonesia gagal memenangkan hati rakyat. Rakyat West Papua 95% telah kehilangan kepercayaan kepada republik Indonesia.(*)


Posted by: Frans Huby
Copyright ©Akun Facebook pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar