Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) Ambon mengupayakan kembali pembudidayaan dan pengembangan siput mata bulan (Turbo chrysostomus) setelah sebelumnya sempat tertunda akibat kurangnya pendanaan.
"Saya mau melanjutkan pembudidayaan siput mata bulan kembali karena sebelumnya tertunda, belum sempat di-restocking, dananya sudah terpotong. Saya sudah mengusulkan untuk didanai lagi tahun anggaran 2018," kata Peneliti PPLD-LIPI Ambon, Abdul Wahab Radjab di Ambon, Selasa (29/8).
Sebelumnya penelitian, pembudidayaan dan pengembangan siput mata bulan telah dilakukan PPLD-LIPI yang kala itu masih berstatus Balai Konservasi Biota Laut (BKBL).
Pembudidayaan tersebut dilakukan oleh Abdul Wahab Radjab dengan membiakan 1.100 bibit siput mata bulan pada 2010.
Pembiakan tersebut direncanakan hanya sampai pada proses penangkaran, selanjutnya diserahkan kepada nelayan di desa Alang, kecamatan Leihitu Barat,kabupaten Maluku Tengah agar dikembangkan secara mandiri.
Namun dalam prosesnya, upaya pembudidayaan siput mata bulan hanya sampai pada tahap pembibitan dan perawatan, tidak sempat dilakukan penyebaran benih.
"Siput turbo merupakan siput yang komoditasnya terbilang langka karena bernilai ekonomis, maka cangkangnya sering diburu oleh masyarakat untuk dijadikan souvenir," ujar Wahab.
Siput dengan habitat hidup di perairan Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa kawasan timur Indonesia lainnya itu, pembudidayaannya dibutuhkan kesabaran karena membutuhkan waktu delapan hingga sembilan tahun.
Ukuran siput yang juga dikenal dengan nama batu laga tersebut akan mencapai 25 centimeter dengan berat 0,75 kilogram pada saat berusia delapan atau sembilan tahun.
Bibit siput mata bulan baru bisa ditebarkan untuk ditangkar jika sudah berusia satu tahun. Saat itu panjangnya baru mencapai tiga CM.
Selain cangkangnya yang bernilai ekonomis, daging siput ini juga memiliki kandungan protein dan mineral yang baik bagi tubuh.
"Kami dua tahun terakhir ini tidak mengembangkan penelitian mengenai kerang-kerangan. Jadi sedang diupayakan agar pembudidayaan siput ini bisa dilaksanakan lagi," tandas Abdul Wahab. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar