Rabu, 07 November 2018

Tahiti Menyerukan Referendum Kemerdekaan

Detik Nusa
Tahiti Menyerukan Referendum Kemerdekaan
Bendera Polinesia Perancis (Tahiti).
Papeete, TAHITI -- Referendum kemerdekaan New Caledonia telah mendorong partai pro-kemerdekaan Polinesia Perancis (Tahiti) untuk meminta Perancis untuk menyelenggarakan pemungutan suara (referendum) untuk sebuah pemerintahan sendiri di Tahiti.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron menjadi tuan rumah, Edouard Fritch Polinesia Perancis (Foto: Presidensi Polinesia Prancis)
Ini terjadi setelah 56% warga New Caledonia memilih menentang kemerdekaan di tengah rekor 81%.

(Lihat ini: Referendum Kanaky 4 November 2018, Opsi Merdeka: 43,60% - Opsi tidak: 56,40%)

Partai Tavini Huiraatira (partai politik di Polinesia Prancis yang lebih menyukai otonomi lebih besar dari penguasa teritorial Prancis) mengatakan, hasil itu merupakan penolakan keras terhadap kebijakan kolonial Prancis di Pasifik.

Seruan referendum oleh Tavini gema dorongan yang sama pada 2013, ketika Edouard Fritch berhasil menyerukan pemungutan suara untuk kemerdekaan pada akhir tahun itu.

Fritch, yang kini presiden tapi kepala perakitan pada saat itu, mengatakan hal itu penting untuk meminta orang-orang apa yang mereka inginkan.

(Baca ini: Ibrahim Peyon: 6 Hal Ini Penyebab Kekalahan Kaum Pro Referendum Kemerdekaan Kanaky)

Keinginan Tavini mengatakan untuk, Perancis mengikuti jalan dekolonisasi yang digariskan oleh PBB dan memungkinkan orang-orang dari Maohi Nui untuk memiliki suara kemerdekaan.

Sementara Perancis mengakui prasasti New Caledonia pada daftar dekolonisasi PBB, Paris menolak untuk melakukannya dalam kasus Polinesia Prancis.

Sekilas tentang Tahiti

Tahiti adalah pulau terbesar di Polinesia Perancis, terletak di Kepulauan Society, di bagian selatan Samudra Pasifik. Pulau ini berpenduduk 169.677 jiwa menurut Sensus Penduduk 2002, dan merupakan pulau dengan penduduk terbanyak di Polinesia Perancis. Ibukotanya adalah Papeete, yang terletak di pantai timur laut - (Wikipedia)


Posted by: Admin
Copyright ©Radio New Zealand "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar