Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Musisi legendaris kelahiran Suriname, Oscar Harris akan tampil di ajang Amboina International Bamboo Music Festival (Amboina Music Fest) 2018 yang berlangsung di Kota Ambon 15-17 November, sekaligus menghibur warga di ibu kota provinsi Maluku tersebut.
"Oscar Harris akan tampil bersama sejumlah musisi nasional dan lokal pada konser yang digelar secara cuma-cuma atau gratis kepada warga kota Ambon yang dipusatkan di Lapangan Merdeka malam ini (Kamis)," kata Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies, selaku salah satu pendukung Amboina Music Fest 2018, di Ambon, Kamis (15/11).
Menurut Ronny, penyanyi beraliran musik kalipso yang terkenal di Belanda era 1970 hingga 1980-an tersebut akan tampil memukau dengan beberapa tembang andalannya yang sempat hits dan melegenda diantaranya "Song for the children" dan "Try a Little love".
"Oscar Harris juga akan menyanyikan sejumlah lagu yang ditulis dan dinyanyikannya dalam bahasa Indonesia diantaranya Nyanyian untuk Anak-anak dan Betapa Indahnya Indonesia, termasuk lagu "Sandy" dan "Oh Tuhan" yang sempat hits di tanah air," ujar Ronny.
Dia menambahkan, penampilan musisi kelahiran 30 November 1943 tersebut Amboina International Bamboo Music Festival 2018 diharapkan memperkuat upaya menjadikan Ambon sebagai kota musik dunia 2019.
Selain Oscar Harris, Sejumlah musisi lain juga akan tampil dalam Amboina International Bamboo Music Festival 2018 di antaranya Is Pusakata (ex Payung Teduh), gitaris asal Ambon Elseos Jeberani Emanuel Likumahuwa yang lebih dikenal dengan nama "Barry Likumahuwa", Molucca Bamboowind Orchestra, serta sejumlah musisi lokal lainnya.
"Festival yang dipusatkan di Lapangan Merdeka ini digelar tanpa pungutan tiket masuk atau gratis. Siapa saja boleh datang untuk menyaksikan dan menikmati kolaborasi musikalitas para musisi dalam dan luar negeri," tandasnya.
Amboina International Bamboo Music Festival 2018 merupakan satu kegiatan budaya tahunan yang digelar melalui platform Indonesiana. Sejumlah kegiatan yang akan digelar dalam Amboina International Bamboo Music Festival 2018 diantaranya Music Convention yakni berbincang tentang bambu dan musik, kota musik dan potensi musik kota Ambon di Taman Budaya, Karang Panjang pada Kamis (15/11), dibuka Sekretaris Dirjen Kebudayaan, Sri Hartini.
Selain itu, karnaval budaya mengelilingi pusat kota Ambon yang diorganisir Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Ambon dan dihadiri Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Pameran Naskah dan Rekaman Musik di Lapangan Merdeka (15-17 November), Residensi dan Pertunjukan Kolaborasi di Taman Budaya Karang Panjang (15-16 November) serta Konservasi Hutan Bambu (Forest For Music) di Dusun Tuni (17 November).
Sebelumnya sejumlah kegiatan telah digelar untuk memeriahkan Amboina Music Fest 2018 yakni pameran budaya di Lapangan Merdeka (6-9 November), Festival musik Hawaiian di Baileo Oikumene (7 November) dan Pagelaran Budaya di Baileo Oikumene (8 November).
Sedangkan kurator Indonesiana, Nyak Ubiet Ina Raseuki menyatakan, Indonesiana merupakan adalah Platform pemajuan kebudayaan yang diinisiasi oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, guna mendorong sekaligus memperkuat upaya Pemajuan Kebudayaan sesuai amanat UU No.5 Tahun 2017.
"Dengan mengedepankan azas gotong royong, Platform Indonesiana ditujukan untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam menyelenggarakan kegiatan budaya sesuai azas, tujuan, dan objek pemajuan kebudayaan yang ditetapkan dalam UU No. 5 Tahun 2017," katanya.
Untuk tahun 2018, Indonesiana berfokus pada konsolidasi standar tata kelola kegiatan budaya dan manajemen penyelenggaraan kegiatan budaya melalui dukungan atas penyelenggaraan festival-festival di daerah, baik terhadap festival yang sudah ada sebelumnya maupun mendukung penyelenggaraan festival baru yang relevan dengan potensi dan karakter budaya di masing-masing kawasan.
"Selain mengamanatkan tentang peningkatan tata kelola kegiatan budaya, UU No.5 Tahun 2017 menggaris bawahi tentang penguatan ekosistem kebudayaan. Untuk memenuhinya, maka Platform Indonesiana dirancang sebagai sebuah struktur hubungan terpola antar penyelenggara kegiatan budaya daerah di Indonesia yang dibangun secara gotong royong," tandas Nyak Ubiet.
Dalam konteks platform kebudayaan Indonesiana, tambah Nyak Ubiet, gotong royong dimaksudkan sebagai keterlibatan semua pihak yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas kemajuan kebudayaan untuk mengembangkan kapasitas daerah, dalam menyelenggarakan kegiatan budaya mencakup bidang-bidang antara lain pengelolaan pengetahuan (knowledge management), kuratorial dan produksi, publikasi dan kehumasan serta kerja sama dan dukungan. (MP-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar