"Harga telur ayam ras di tingkat agen yang ada sekarang ini sudah turun dari Rp310.000 menjadi Rp290.000/ikat (180 butir)," ujarnya di Ambon, Senin (6/8).
Jadi, lanjutnya, kalau harga sudah turun dari Rp310.000 menjadi Rp290.000/ikat, itu berarti di pasar pedagang sudah harus menjual kepada para pembeli Rp1.700/butir.
Inang juga mengakui kondisi yang terjadi selama ini di pasar tradisional Kota Ambon, banyak pedagang yang mencari keuntungan dengan memilah-milah telur yang kecil dan besar untuk dijual kepada masyarakat dengan harga yang berbeda tergantung ukuran.
Padahal penjualan di tingkat agen selalu dijual per ikat yakni enam rak (180 butir).
"Hari ini, ada juga pesanan telur dari Surabaya yang akan masuk, pasti akan berpengaruh juga dengan harga," ujarnya.
Mahmud pedagang telur pasar Mardika yang ditemui mengakui kalau harga telur sekarang ini sudah mulai turun di tingkat agen dari Rp310.000 menjadi Rp290.000/ikat.
"Kalau di perhitungkan memang harga eceran Rp1.700/butir, harga saja kita selalu memilah-milah besar dan kecil untuk menjual guna mencari sedikit keuntungan, sebab dalam satu ikatan yang isinya 180 butir ada saja telur yang sudah rusak, baik busuk maupun yang sudah pecah," katanya.
Selain itu pasokan telur dari Surabaya dan Jakarta sangat lancar, jadi kalau pasokan yang baru datang sementara kita punya stok yang lama belum terjual habis maka belum tentu kita menyatuhkan harga jual kepada warga.
"Supaya tidak merugi, teman-teman pedagang memilah-milah ukuran besar dan kecil dengan harga telur yang kecil dijual Rp1.700 dan besar Rp1.800 per butir, bahkan ada yang menjual dengan harga Rp1.900/butir," ujarnya.
Sedangkan untuk telur ayam kampung hingga kini masih tetap di patok Rp3.000/butir.
Mahalnya telur ayam ras turut mempengaruhi harga daging ayam beku yang sekarang ini terus bergerak naik hingga mencapai Rp43.000/Kg dari sebelumnya Rp38.000/Kg. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar