Jumat, 06 Juli 2018

Kinerja Korporasi Triwulan I-2018 Di Maluku Lambat

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Kinerja korporasi triwulan I 2018 di Maluku tumbuh lambat dibanding triwulan sebelumnya. "Kinerja lapangan usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sedikit melambat dibandingkan triwulan IV-2017," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Jumat (6/7).
Ambon, Malukupost.com - Kinerja korporasi triwulan I 2018 di Maluku tumbuh lambat dibanding triwulan sebelumnya.

"Kinerja lapangan usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sedikit melambat dibandingkan triwulan IV-2017," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Jumat (6/7).

Bambang mengatakan, pada triwulan I 2018 pertumbuhan kredit korporasi tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya.

"Melambatnya pertumbuhan kredit korporasi disertai dengan menurunnya pangsa kredit korporasi terhadap total kredit di Maluku dari 17,51 persen dengan nominal sebesar Rp2,22 triliun di triwulan sebelumnya menjadi 15,63 persen dengan nominal sebesar Rp1,90 triliun," ujarnya.

Meskipun tingkat suku bunga kredit korporasi sedikit menurun dari 13,17 persen menjadi 13,13 persen, baik kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI) juga mengalami penurunan.

Penurunan kredit korporasi pada triwulan I 2018 dipicu oleh menurunnya pertumbuhan KMK yang memiliki pangsa 72,26 persen dari total kredit korporasi, dari 34,65 persen (yoy) ditriwulan sebelumnya menjadi 27,42 persen (yoy).

"Secara sektoral, penurunan pertumbuhan KMK berasal dari penurunan pertumbuhan kredit pada LU Pertanian, Kehutanan, perikanan, dan LU Perdagangan besar dan eceran," katanya.

Penurunan pertumbuhan KMK, pada LU perdagangan besar dabn eceran dipengaruhi oleh penurunan konsumsi masyarakat sebagai efek colling down setelah tingginya konsumsi pada periode hari raya Natal dan Tahun baru 2017 di triwulan IV 2017.

Kondisi tersebut tercermin dari menurunnya pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2018 menjadi 3,06 persen (yoy) setelah triwulan sebelumnya tumbuh 6,28 persen (yoy).

Meskipun sejumlah sektor mengalami perlambatan namun kinerja korporasi sektor utama lainnya terpantau tumbuh lebih baik.

Kondisi ini terlihat dari kinerja LU Perdagangan, LU konstruksi, dan LU administrasi pemerintahan yang mampu tumbuh menguat dibandingkan periode sebelumnya.

Pertumbuhan KMK pada LU Konstruksi tercatat meningkat selama triwulan I 2018 sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur proyek strategis di Maluku Sementara itu dari risikonya, kualitas kredit korporasi terpantau membaik meskipun pertumbuhan penggunaannya relatif lebih terbatas.

Bambang mengatakan, kinerja korporasi triwulan I 2018 DI Maluku dipengaruhi oleh perkembangan sektor eksternal maupun domestik. Dari sisi eksternal, sektor yang mempengaruhi adalah pemulihan perekonomian global yang diperkirakan terus berlanjut, diikuti dengan tetap tingginya harga komoditas.

"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik ditopang oleh peningkatan investasi dan tingkat konsumsi yang terjaga," ujarnya.

Perekonomian Eropa, lanjutnya, secara perlahan juga membaik yang didukung oleh konsumsi dan ekspor.

Demikian pula dengan kondisi negara-negara di Asia. Perekonomian Jepang dan Tiongkok yang membaik ditopang oleh perbaikan kinerja industri dan ekspor yang kuat ditengah kebijakan rebalancing secara gradual.

"India juga menunjukkan perbaikan ekonomi yang stabil seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi secara global," ujarnya.

Namun demikian sejumlah resiko terhadap perekonomian global, lanjutnya, seperti normalisasi kebijakan moneter dan faktor geopolitik tetap perlu diwaspadai.

Dari sisi domestik, stimulus fiskal oleh pemerintah untuk pembangunan proyek infrastruktur berpotensi mendorong aktifitas perekonomian, khususnya investasi.

Selain itu, ada persiapan penyelenggaraan Pilkada serentak di Maluku selama triwulan I 2018 juga dinilai mampu meningkatkan aktivitas ekonomi. Meskipun demikian, masih terdapat tantangan yang bersumber dari terbatasnya konsumsi masyarakat dan kinerja ekspor yang belum kuat. (MP-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar