BLORA. Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, di Kabupaten Blora dari beberapa tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Diduga peningkatan itu terjadi karena banyaknya pasangan yang sering berganti-ganti dalam melakukan hubungan badan.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (P3PLP) Dinas Kesehatan Blora, Edi Sucipto melalui Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Sutik, saat menghadiri kegiatan sosialisasi bahaya HIV/AIDS di lokalisasi Kampung Baru Jepon, Selasa (10/4/2018).
“Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blora dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Dari data yang ada, tahun 2016 ditemukan 91 orang terkena HIV AIDS, 2017 sebanyak 142 orang dan 17 orang di antaranya meninggal dunia,” jelasnya.
Sedangkan khusus di tahun 2018 ini, dari Januari hingga April ini sudah ditemukan penderita HIV/AIDS sebanyak 40 orang.
“Khusus tahun 2018 ini sudah kita temukan 40 pengidap HIV/AIDS. Untuk mengantisipasi, agar tidak terjadi kenaikan, kami terus melakukan pendekatan untuk dilakukan pemeriksaan secara berkala. Alhamdulillah dengan kedekatan ini mereka sangat antusias untuk tahu dan mau ikut melakukan pemeriksaan,” ujar Sutik di sela acara uji darah guna deteksi dini HIV/AIDS.
Dirinya berpesan kepada masyarakat Blora agar tetap menjaga pola hidup sehat dan tidak mudah bergaul untuk berhubungan badan dengan berganti pasangan.
“Selain melalui sosialisasi bahaya HIV/AIDS seperti ini, pihaknya juga menyarankan kepada seluruh wanita tuna susila (WTS) untuk secara rutin memeriksakan diri ke Klinik VCT guna mengetahui gejala HIV/AIDS. Klinik VCT ada di RSUD Blora, RSUD Cepu dan Puskesmas Puledagel Jepon,” pungkasnya. (res-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar