Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan seleksi kepada 116 calon kepala sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2018.
"Seleksi kepala sekolah merupakan upaya untuk mempersiapkan pemimpin yang memiliki kemampuan berdaya saing, kreatif, inovatif, partisipatif dan menyeluruh," kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, Selasa (10/4).
Ia mengatakan, seleksi kepala sekolah mengacu pada perkembangan serta perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.13 tahun 2007, tentang standar Kepala sekolah atau Madrasah.
"Pemberlakuan standar tersebut diharapkan seluruh kepala sekolah di Indonesia, memiliki kompetensi yang layak sebagai kepala sekolah atau madrasah," ujar Richard.
Sistem rekrutmen dan pembinaan karier kepala sekolah atau madrasah yang berlaku selama ini , belum sesuai dengan Permendiknas nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah.
Karena itu, upaya penataan sistem rekrutmen kepala sekolah dibuat agar dapat memenuhi kompetensi sesuai yang diharapkan yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial.
"Dengan demikian seleksi calon kepala sekolah yang dilakukan haru sesuai dan sejalan dengan peraturan pemerintah yang ada," kata Richard.
Menurut dia, dunia pendidikan merupakan sarana efektif dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi di era digitalisasi.
"Sistem pembelajaran konvensional perlahan mulai tertinggal jauh. Proses pembelajaran saat ini tidak hanya beroritentasi di dalam kelas, tetapi juga menggunakan media digital, online dan telekonferensi," ujar Richard.
Dia mengharapkan, para kepala sekolah kedepan dapat memprioritaskan pendidikan karakter yang mendorong peran dan fungsi guru untuk dapat mengajarkan nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, hingga empati sosial.
Para guru harus mulai mengubah cara mengajar lama selanjutnya fleksibel dalam memahami hal-hal baru dengan cepat.
"Guru boleh lulusan 1990-an, tetapi kapasitas ilmu tidak boleh kalah dengan persaingan zaman. Jadi para guru harus sebagai sumber belajar yang dapat memberikan pengetahuan, mentor dan motivator untuk mengembangkan imajinasi, kreativitas maupun karakter guna masa depan siswa," tandas Richard. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar