Kamis, 02 November 2017

Jalur Pelayaran Perintis Ke Tanut Akan Diperjuangkan

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - DPRD Maluku siap memperjuangkan tersedianya jalur pelayaran perintis menuju Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut), Kabupaten Maluku Tenggara, karena kurangnya perhatian Dinas Perhubungan setempat. "Mengapa Kecamatan Tanut tidak mendapat perhatian Dishub, padahal daerahnya sangat berpotensi dan calon penumpangnya cukup banyak. Masuknya kapal perintis akan membuka keterisolasian," kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Kamis (2/11).
Ambon, Malukupost.com - DPRD Maluku siap memperjuangkan tersedianya jalur pelayaran perintis menuju Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut), Kabupaten Maluku Tenggara, karena kurangnya perhatian Dinas Perhubungan setempat.

"Mengapa Kecamatan Tanut tidak mendapat perhatian Dishub, padahal daerahnya sangat berpotensi dan calon penumpangnya cukup banyak. Masuknya kapal perintis akan membuka keterisolasian," kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Kamis (2/11).

Kapal perintis yang masih menyinggahi Pelabuhan Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten MTB adalah KM Pangrango dan melanjutkan perjalanan pada beberapa pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Namun wilayah Kecamatan Tanut tidak disinggahi kapal perintis, sehingga masyarakatnya dari Kota Ambon hanya bisa turun di Pelabuhan Saumlaki dan melanjutkan perjalanan melalui darat ke Kota Larat dan sekitarnya.

"Sebagai langkah awal, saya akan menaiki kapal perintis mengikuti rute pelayaran dari pelabuhan Ambon menuju setiap pos pelabuhan yang disinggahi agar bisa mengetahui secara langsung berbagai persoalan yang terjadi," ujarnya.

Dari hasil peninjauan lapangan dengan cara mengikuti pelayaran jalur perintis secara langsung ini, maka berbagai persoalan yang ditemui nantinya akan dilaporkan kepada Kementerian Perhubungan.

Menurut dia, Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya merupakan daerah termiskin nomor satu di Maluku dan sebenarnya perlu dipertanyakan juga kepada Badan Pusat Statistik untuk menjelaskan apa saja indikatornya sehingga mendapat predikat termiskin.

"Mereka terisolasi dan disebut miskin karena tidak ada kapal perintis yang masuk, padahal dalam kenyataannya potensi sumberdaya alam darat dan laut cukup melimpah," pungkasnya. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar