Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Komunitas Maluku Sketchwalk memamerkan wajah daerahnya dalam puluhan sketsa lanskap, arsitektur dan makanan di Maluku Sketchwalk Exhibition & Workshop 2017, Senin (28/8).
Maluku Sketchwalk Exhibition & Workshop 2017 merupakan pameran seni rupa dua dimensi yang keseluruhannya hanya memamerkan gambar-gambar sketsa.
Pameran seperti ini baru pertama kalinya digelar di Maluku.
Bertema "Beta Indonesia, Beta Maluku", pameran sekaligus workshop yang terbuka untuk umum itu, dijadwalkan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang.
Tidak kurang dari 72 sketsa lanskap, arsitektur dan makanan yang menggunakan teknik pemolesan cat air (water colour), spidol, pensil dan tinta pena dipamerkan dalam kegiatan itu.
Sketsa-sketsa tersebut adalah karya 16 penggambar sketsa (sketcher) lokal, yakni Lienly Pattinama, Pieter Mulyani, Embong Salampessy, Ivon Silitonga, Tiara Melinda, Rio Efruan, Helmy Johanes, Adrian van Room, Erick Leunufna dan lainnya.
Sebagian besar sketsa bertema arsitektur adalah gambar bangunan-bangunan ikonik dan bersejarah di Maluku, di antaranya Jembatan Merah Putih, Benteng Niuew Victoria, Christian Center dari sisi laut, dan masjid tua Hatuhaha di desa Rohomoni, Kabupaten Maluku Tengah.
Sedangkan tema lanskap lebih beragam dengan gambar-gambar yang lebih ramai, seperti suasana pantai Amahusu saat pelaksanaan acara tahunan Darwin-Ambon Yacht Race 2017, pelabuhan Banda Naira, juga keramaian pasar dan terminal.
Begitu pula dengan sketsa bertema makanan atau sketch food, berbagai gambar penganan lokal bisa ditemukan dalam pameran yang diselenggarakan untuk memperingati satu tahun terbentuknya komunitas Maluku Sketchwalk tersebut.
Jacky Manuputty, budayawan dari Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku mengatakan seni memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat, tak terkecuali seni sketsa.
Kendati pada awalnya seni sketsa tidak sepopuler seni lukis, dewasa ini urban sketsa menjadi cabang seni rupa dua dimensi yang mulai digemari di berbagai negara dan memiliki tempat tersendiri dalam budaya pop.
"Dalam seni rupa, sketsa adalah bahan dasar sebelum membuat lukisan utuh, patung dan lain-lain. Maluku Sketchwalk patut diapresiasi karena telah menghadirkan cabang seni lain di kawasan ini," ucapnya.
Ketua Maluku Sketchwalk Lienly Pattinama mengatakan Maluku Sketchwalk Exhibition & Workshop 2017 merupakan kegiatan awal sebelum pelaksanaan lokakarya di Pesta Rakyat Banda, pada Oktober mendatang.
Dalam lokakarya yang juga untuk memperingati 350 tahun peristiwa pertukaran Pulau Rhun dan Manhattan itu, akan dilaksanakan pula "live streaming" proses membuat sketsa secara bersamaan oleh Maluku Sketchwalk dan komunitas Urban Sketcher di New York, Amerika Serikat.
"Komunitas sketcher ada di seluruh dunia, untuk di Indonesia sendiri sudah ada di beberapa kota besar, tapi khusus di kawasan timur hanya ada di Ambon," ucapnya. (MP-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar