Jumat, 07 Juni 2019

“Merindukan Sosok Bung Karno”

Detik Nusa
Pesta demokrasi telah kita lalui, pada tanggal 17 April kemarin acara demokrasi terbesar di Indonesia telah berlalu. Namun sampai saat ini berbagai masalah yang menyangkutnya tak kunjung selesai, walaupun pada tanggal 21 Mei kemarin hasil situng KPU telah diumumkan tetapi itu semua tak membuat semuanya semakin baik.

Oleh : Holidin



Pesta demokrasi telah kita lalui, pada tanggal 17 April kemarin acara demokrasi terbesar di Indonesia telah berlalu. Namun sampai saat ini berbagai masalah yang menyangkutnya tak kunjung selesai, walaupun pada tanggal 21 Mei kemarin hasil situng KPU telah diumumkan tetapi itu semua tak membuat semuanya semakin baik.

Bahkan salah satu kubu pasangan calon secara tegas tidak menerima hasil situng tersebut dan mengadakan aksi damai bersama para pendukungnya pada tanggal 21-22 Mei kemarin. Selain masalah itu pemilu kemarin juga merenggut sekitar 500 lebih petugas KPPS di seluruh Indonesia yang sampai sekarang belum terungkap apa penyebab kematian petugas sebanyak itu.

Beberapa tokoh publik mengatakan pemilu ini sebagai salah satu pemilu terburuk selama Indonesia berdiri. Bahkan di sampaikan juga oleh salah satu tokoh Demokrat bahwa dari mulai penyusunan Daftar Pemilih Sementara (DPS), hingga Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan perhitungan suara, memang pemilu kali ini patut kita sebut sebagai pemilu paling buruk dari sebelum-sebelumnya.

Akibat itu, hampir semua warga Indonesia kehilangan sosok pemimpin, padahal seluruh masyarakat berharap dengan melalui pemilu ini mereka dapat menemukan sosok pemimpin yang Arif dan bijaksana yang mampu membawa Indonesia lebih baik lagi.

Sebagian masyarakat ada yang rindu akan sosok Soekarno, Sosok yang selalu menjadi penyambung lidah rakyat yang merupakan salah satu tugas utama yang harus dilaksanakan sebagai seorang pemimpin Berpidato didepan seluruh rakyat, bukan hanya berbicara sekedar memenuhi kewajiban.

Akan tetapi, ada maksud tertentu yang harus diwujudkan, yaitu pidato yang persuasif. Persuasif disini berarti, seorang pemimpin bangsa harus bisa mempengaruhi rakyatnya untuk berbuat sesuatu hal dalam maksud membela kepentingan negara. Membangkitkan semangat rakyat tersebut bukan perihal yang mudah.

Namun, tidak bagi Presiden pertama RI ini. Menjadi penyambung lidah rakyat dan menjadi pemimpin yang persuasif bukan perihal sulit baginya. Inilah yang menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Ir. Soekarno sehingga beliau dikenal oleh dunia sebagai orator yang sangat hebat.

Sebagai seorang pemimpin bangsa, betapa beliau telah memiliki sub-sub bab luar biasa yang jarang dimiliki oleh pemimpin lain. Dalam dunia pewayangan, disebutkan beliau memiliki sifat seperti raja-raja Jawa.

Bahkan, dalam sebuah film dokumenter tentang salah satu tokoh di Indonesia disebutkan bahwa beliau memiliki beberapa gelar, yakni : Senopati Ing Ngalaga, Kawula Ing Tanah Jawi & Syekh Ngabdurahman.

Ketegasan beliau dalam berbicara dan mengambil sebuah keputusan membuat beliau begitu dieluk-elukan rakyat. Semangat dan perjuangan beliau untuk mewujudkan Indonesia merdeka tak dapat diragukan lagi. Betapa tubuh penuh dengan peluh untuk mengatur strategi politik. Hidup tak tenang karena terus-menerus diburu para penjajah.

Akan tetapi, semua itu tak pernah mengurangi sedikitpun semangatnya untuk berjuang mewujudkan Indonesia merdeka. Hingga akhirnya, proklamasi berkumandang sebagai ikrar dan pemberitahuan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada. !!

Semoga semua masalah di negeri ini cepat menemukan solusinya dan dapat teratasi dengan baik. Kami Rindu sosok Soekarno, rindu Indonesia yang aman, adil dan makmur. Tak ada lagi nomor 1 dan 2, tapi salam no 3 PERSATUAN INDONESIA.

Mahasiswa Departemen Agronomi Hortikultura
Institut Pertanian Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar