Rabu, 01 Mei 2019

Peringati 1 Mei, Benhur Tommy Mano: Tidak Boleh Ada Negara dalam Negara

Detik Nusa
Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano (kiri) bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI YP Sembiring dan Waka Polda Papua Brigjen Pol Yohanis Marzuki disambut di Taman Imbi Jayapura untuk upacara 1 Mei peringatan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Tidak boleh ada negara dalam negara dan jangan lagi ada bendera selain Merah Putih," tegas Benhur Tommy Mano peringati 1 Mei kemarin. Sementara, dalam kekuasaan NKRI penduduk asli Port Numbay sudah minoritas (terancam musnah).

Data Catatan Sipil 2015, orang asli Port Numbay yang ada di 14 Kampung hanya tersisa 10.723 (4%) dari total 491.000 (96%) penduduk di kota Jayapura. Sementara Balai Bahasa Provinsi Papua menemukan Bahasa asli Port Numbay sedang diambang kepunahan. Belum terhitung berapa tanah adat yang tersisah.

Baca ini: Orang asli Jayapura Tinggal 4%, Sisanya 96% adalah non-Asli Jayapura

Ini realitas dalam NKRI. Jadi kalau para pemimpin tanah Bau O Bwuai, Hollandia, atau Numbay masih bela dan tahan NKRI, maka mereka harus menjamin 20 atau 30 tahun mendatang orang asli Bau O Bwuai masih ada dan berkuasa diatas tanahnya sendiri.

Kondisi yang sama juga sedang terjadi di berbagai daerah di tanah Papua. Akankah orang Papua, tanah dan identitasnya masih akan eksis dalam bingkai NKRI?


Copyright ©Victor Yeimo (fb) "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar