Minggu, 03 Februari 2019

Tekanan Rendah Di Utara Australia Pengaruhi Cuaca Maluku

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di Utara Australia (993 hPa) yang dapat menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin di wilayah Maluku bagian Utara dan daerah pumpunan angin di wilayah Maluku bagian Selatan. Keadaan tersebut mempengaruhi cuaca di wilayah tersebut pada beberapa hari ke depan. Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Minggu (3/2) mengatakan belokan maupun pumpunan angin terjadi Kabupate Maluku Barat Daya(MBD), Maluku Tenggara Barat(MTB), Maluku Tenggara serta Kepulauan Aru dan menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan (Cumulonimbus) cukup aktif.
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di Utara Australia (993 hPa) yang dapat menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin di wilayah Maluku bagian Utara dan daerah pumpunan angin di wilayah Maluku bagian Selatan.

Keadaan tersebut mempengaruhi cuaca di wilayah tersebut pada beberapa hari ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Minggu (3/2) mengatakan belokan maupun pumpunan angin terjadi Kabupate Maluku Barat Daya(MBD), Maluku Tenggara Barat(MTB), Maluku Tenggara serta Kepulauan Aru dan menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan (Cumulonimbus) cukup aktif.

Hujan dapat terjadi dengan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang sesaat sehingga dapat meningkatkan tinggi gelombang pada wilayah Maluku secara tiba-tiba.

Kondisi sinoptik ternyata angin umumnya bertiup dari arah Barat-Utara dengan kecepatan terbesar 30 knots (54 KM/jam).

Ot mengemukakan, gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di Laut Laut Arafuru.

Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Maluku, laut Banda, perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Letti, perairan Kepulauan Babar - KepulauanTanimbar serta perairan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru.

Dia mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Menurut dia, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," kata Ot. (MP-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar