Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS), Selasa (6/11), menggelar kursus pelatihan lisensi D nasional pelatih sepak bola "Sport for Development" kepada guru olahraga tingkat SD-SMP di Pulau Ambon.
Pelatihan yang digelar di Balai Diklat Pertanian Provinsi Maluku diikuti 30 guru olahraga Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah ikut kursus pelatihan yang dijadwalkan berlangsung hingga 11 November 2018.
Pelatihan ini merupakan proyek percontohan yang dilaksanakan di Maluku dan Jawa Timur yang bertujuan untuk menjadikan sepak bola sebagai media atau alat pembinaan karakter generasi muda dengan usia antara enam hingga 12 tahun.
Untuk di Ambon, PSSI menghadirkan instruktur sepak bola nasional, Jessi Mustamu dan Kartono Pramdanu sebagai asisten instruktur.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha mengatakan kursus pelatih lisensi D Nasional S4D dilaksanakan tidak hanya untuk menciptakan pemain-pemain nasional yang berkualitas, tetapi juga untuk pengembangan kemanusiaan yang bisa berkontribusi terhadap daerah.
Karena itu, programnya menyasar kepada guru-guru olahraga di tingkat SD dan SMP sebagai dasar pembinaan dan pengembangan karakter anak-anak muda sebagai pondasi utama.
Jika para guru yang telah mendapatkan pelatihan lisensi D Nasional S4D ingin menjadi pelatih sepakbola profesional dan berkarir di klub sepakbola, mereka bisa mengambil jenjang yang berbeda dan mendapatkan lisensinya.
"Semua dimulai dari sekolah, sebelum kita mulai lompat ke arah pembinaan yang nantinya menghasilkan pemain-pemain berkualitas atau talenta-talenta yang baik, kita sekarang harus fokus dulu kepada pondasi yang paling mendasar untuk bisa berkembang," ujar Tisha.
Ia berharap guru-guru yang telah mengikuti kursus pelatihan lisensi D Nasional S4D, dapat mengimplementasikan apa yang telah mereka dapatkan di sekolah masing-masing, sehingga tujuan pelaksanaan program tersebut dapat tercapai.
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat akan memantau perkembangan para guru tersebut, dalam menerapkan ilmu mereka kepada murid-muridnya.
"Yang sekarang yang kita rasa perlu di-follow up adalah ketika guru-guru tersebut beraktivitas di sekolah dapat mengajarkan apa yang telah didapatkan di sini, itu yang menjadi PR besar bagi PSSI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam hal ini adalah Asprov PSSI Maluku dan Disdikbud Maluku," ucap Tisha.
Ketua Asprov PSSI Maluku Sofyan Lestaluhu dalam kesempatan yang sama mengatakan sepakbola bagi orang Maluku adalah salah satu alat pemersatu, mengajarkan toleransi, solidaritas dan tenggang rasa.
Pelatihan pelatih lisensi D Nasional S4D kepada 30 guru olahraga tingkat SD dan SMP di Pulau Ambon, merupakan salah satu metode yang baik untuk pengembangan pembinaan karakter sportivitas kepada generasi muda sejak dini.
Melalui guru-guru tersebut, anak-anak akan diajarkan untuk mengenal sepakbola dan nilai-nilai sportivitasnya melalui kemasan pendidikan formal di sekolah.
"Sebagaimana kami di Maluku yang memiliki budaya pela-gandong, bagi kami sepakbola juga adalah pemersatu bangsa, mengajarkan solidaritas dan tenggang rasa," ucap Sofyan.
Selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai mitra dalam pelaksanaan program kursus kepelatihan lisensi D Nasional S4D, PSSI juga menggandeng sejumlah lembaga dan federasi sepakbola international.
Mitra-mitra yang digandeng adalah Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) yang dibawahi oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Bundesministerium fur wirtschaftliche Zusammenarbeit und Entwicklung - BMZ) dan Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB).
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (Australia Department of Foreign Affairs and Trade - DFAT), Federasi Sepakbola Australia (Australian Football Federation - FAA), Federasi Sepak Bola Internasional (Federation Internationale de Football Association - FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (Asian Football Confederation - AFC).
Penasehat GIZ Anne Christine Scherer mengatakan tujuan olahraga untuk pengembangan adalah tidak hanya bicara tentang olahraga, tapi untuk mendukung anak-anak melalui para instruktur, guru-guru dan pelatih di dalam perkembangan mereka yang berkelanjutan dalam kehidupan.
Guru-guru yang telah terlatih menjadi pelatih bisa menggunakan sepakbola untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak tentang gaya hidup sehat, makanan bernutrisi dan lain sebagainya.
Dengan penggunaan metode dan cara yang tepat, anak-anak bisa memperoleh kemampuan yang dapat menjadi bagian dari kecakapan hidup mereka, seperti mampu berkomunikasi dengan baik, berani mengambil tanggung jawab terhadap setiap hal yang dilakukan, bisa memotivasi orang lain, bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar dan bisa mengerti situasi orang lain.
Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat membantu anak-anak, karena menjadi dasar bagi mereka untuk terjun dalam dunia kerja suatu hari nanti.
"Olahraga dapat digunakan untuk mengkampanyekan kesehatan, hidup yang dalam dan juga pendidikan. Sekolah bisa menggunakan sepakbola sebagai alat untuk mendidik, kami melihat potensi yang sangat besar dan karena itu program ini disebut dengan olahraga di dalam pengembangan. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar