Minggu, 15 Juli 2018

Mama Yosepha: "Indonesia Mesti Bertanya, Mengapa Mereka itu Berjuang?"

Detik Nusa
Mama Yosepha: "Indonesia Mesti Bertanya, Mengapa Mereka itu Berjuang?"
Bupati Nduga bersama rakyat berkumpul di Keneyam ketika aparat kepolisian menyerang markas TPN-OPM di Alguru.
Jayapura -- Mama Yosepha Alomang meminta pemerintah Indonesia tidak perlu menggunakan cara-cara yang merendahkan martabat manusia Papua untuk menyelesaikan masalah di wilayah itu.

"Indonesia harus gunakan cara yang baik,"ungkap mama Alomang dalam diskusi dengan jurnalis Jubi pada Rabu (12/07/2018) di Abepura, kota Jayapura, Papua.

Mama Yosepha mengatakan itu sebagai respon atas situasi yang tidak kondusif di kabupaten Nduga.Situasi tidak kondusif akibat aparat keamanan melakukan pengejaran terhadap anggota organisasi Papua Merdeka yang diduga menembaki pesawat dan warga sipil di Keneyam, Nduga.

(Baca juga: Laporan: Islamisasi di Papua Semakin Mengkhawatirkan)

Kata Mama Yosepha, cara yang digunakan aparat di Kabupaten Nduga itu tidak terpuji. Tindakan itu hanya memperbanyak korban, air mata dan penderitaan bagi keluarga.

"Indonesia mesti bertanya, mengapa mereka itu berjuang? Angkat senjata,"tanya perempuan penerima dua penghargaan penghargaan bergengsi di tingkat Asia dan internasional ini .

Kata dia, kalau Indonesia terus memakai cara-cara ini, masalah Papua tidak akan selesai. Konflik, pembunuhan akan terus ada atas nama mengusir kejahatan, balas dendam karena kebencian.

"Indonesia harus tahu itu. Bicara harus pintar sebagai manusia. Ko belajar banyak untuk apa,"ungkap penerima penghargaan bidang HAM, Yap Thiam Hien pada 1999, dan Anugerah Lingkungan Goldman pada 2001ini.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Yakobus Marjuki mengakui ada ratusan personel polisi Polda Papua ke Nduga. Personil polisi ini mengejar kelompok yang melakukan penembakan aparat keamanan dan warga sipil pada 25 Juni lalu.

(Lihat ini: Perjalanan Benny Wenda dari Penjara Abepura ke Internasional dan Pimpin ULMWP)

Kata dia, penembakan itu terjadi setelah sebelumnya terjadi peristiwa penembakan pesawat yang mengangkut aparat keamanan yang menuju Nduga untuk pengamanan Pilkada 27 Juni lalu.

“Sekitar 100 personel diperbantukan untuk mengejar kelompok bersenjata,” ujar Wakapolda, Rabu (11/7/2018) di Kantor Kepolisian Daerah Papua, Jayapura. (*)


Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar