Rabu, 09 Mei 2018

Usaha Mikro Ditingkatkan Melalui Dukungan LJK

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto mengatakan, upaya menumbuhkan usaha mikro, kecil dan menengah sebagai fondasi utama perekonomian rakyat terus ditingkatkan melalui dukungan Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
Ambon, Malukupost.com - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto mengatakan, upaya menumbuhkan usaha mikro, kecil dan menengah sebagai fondasi utama perekonomian rakyat terus ditingkatkan melalui dukungan Lembaga Jasa Keuangan (LJK).

"Berdasarkan data yang kami terima, penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) posisi maret 2018 menunjukkan perkembangan positif dibandingkan dengan akhir tahun 2107," kata Bambang, di Ambon, Rabu (9/5).

Dia mengungkapkan, sampai dengan posisi Maret 2018, KUR telah tersalurkan kepada 35.780 debitur, meningkat 5.342 debitur dibandingkan posisi akhir tahun 2017.

Baki debet sebesar Rp21,48 miliar, meningkat Rp159,18 miliar (34,43) persen dibandingkan posisi Desember 2017 yang tercatat sebesar Rp462,30 miliar.

"Kualitas kredit sedikit menurun, NPL tercatat sebesar 2,21 persen, dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar 2,08 persen," katanya.

Menurut Bambang, penggunaan KUR oleh pelaku usaha mikro dan kecil mayoritas masih dimanfaatkan untuk modal kerja usaha, tercermin dari baki debet KUR Mikro-Kredit Modal Kerja yang pada Maret 2081 tercatan sebesar Rp275,79 miliar, meningkat Rp36,26 miliar atau sebesar 15,14 persen (year to date-ytd) dan KUR Ritel-KMK sebesar Rp143,85 miliar, meningkat sebesar Rp44,96 miliar (45,46) persen ytd.

"Jenis KUR Mikro masih mendominasi dengan baki debet sebesar Rp381,54 miliar atau 61,39 persen dari total baki debet penyaluran KUR, sedangkan KUR Ritel tercatat sebesar Rp239,94 miliar atau 38,61 persen dari total KUR," ujarnya.

Penggunaan KUR untuk modal kerja lanjut Bambang mencapai Rp419,64 miliar atau 67,52 persen dari total KUR, sedangkan untuk investasi sebesar Rp201,84 miliar (32,48) persen.

"Sebagai informasi, KUR Mikro diberikan dengan plafon maksimal Rp25 juta, sedangkan KUR Ritel diberkan dengan plafon Rp25 juta sampai dengan Rp500 juta," kata Bambang.

Karena itu, untuk mendorong pertumbuhan usaha produktif skala mikro dan kecil di Provinsi Maluku, target plafon penyaluran KUR tahun 2018 meningkat menjadi Rp744,44 miliar.

Untuk periode Januari-Maret 2018 telah tersalurkan plafon KUR sebesar Rp179,31 miliar atau 24,09 persen dari target.

Saat ini bank penyalur KUR sebanyak empat bank yakni PT. BRI, PT Bank Mandiri, PT BNI dan PT Bank Artha Graha.

"Penyaluran KUR ini menjadi perhatian OJK dan pemerintah sehingga OJK bersama Dirjen Keuangan Negara, Bank Indonesia, SKPD terkait dan bank pelaksana KUR sepakat untuk melakukan forum koordinasi secara berkala, guna memantau dan mengevaluasi perkembangan KUR dan permasalahan-permasalahan di lapangan," ujarnya.

Bambang menambahkan pada posisi Maret 2018 penyaluran kredit UMKM di Provinsi Maluku meningkat sebesar 15,64 persen (yoy) atau senilai Rp396,68 miliar menjadi Rp2,93 triliun.

Pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah di bandingkan posisi Pebruari 2108 yang tercatat sebesar 16,70 persen (yoy).

"Penyaluran kredit UMKM masih didominasi kepada Usaha Kecil yang mencapi Rp1,22 triliun atau sebesar 41,57 persen dari total kredit UMKM," ungkapnya.

Sementara NPL kredit UMKM bulan Maret 2018 tercatat sebesar 3,32 persen, sedikit membaik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,38 persen dan masih di bawah NPL kredit UMKM nasional yang tercatat sebesar 4,58 persen dan NPL indikatif nasional yang maksimal sebesar 5 persen. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar