Foto : Aksi AMP Malang, Siang tadi. (doc : Frans Huwi/Tabloid WANI) |
Malang, Tabloid WANI -- Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang pagi tadi sekitar pukul 09:00 WIB melakukan aksi demo damai menuntut tutup Freeport Indonesia dan berikan kemerdekaan Papua.
Dalam aksi demo yang dilakukan oleh AMP ini bertepatan dengan 51 tahun kontrak karya I PT. Freeport Indonesia sebagai perusahaan tambang terbesar yang mengeksploitasi tambang di Timika, Papua.
PT Freeport Indonesia telah lama menjadi malapetaka bagi bangsa West Papua. Kehadiran Freeport di tanah Papua tak bisa dipisahkan dengan kehadiran pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia dan kerusakan lingkungan di tanah Papua. Juga, pemerintah Indonesia ikut andil dalam malapetaka yang diderita bangsa West Papua.
PT Freeport, imperialisme Amerika dan kolonialisme serta militerisme Indonesia di West Papua merupakan kesatuan yang berperan besar terhadap rangkaian penindasan yang tersistematis di West Papua. Negara digunakan sebagai alat kelompok pemodal yang sedang berkuasa untuk melegalkan penindasan di bumi Papua. Kontrak karya pertama PT Freeport dan Indonesia dilakukan pada tahun 1967, sementara Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dilakukan pada tahun 1969, itu pun dengan praktik yang manipulatif serta tidak demokratis. Ini merupakan sebuah cerminan dari kolaborasi antara kapitalisme, kolonialisme dan militerisme yang diaplikasikan melalui praktik politik penggabungan paksa (aneksasi) Papua ke dalam bingkai Republik Indonesia tanpa memberikan kebebasan bagi Rakyat Papua untuk menentukan nasibnya.
Selain itu demi mengamankan kepentingan kapitalis global melalui kehadiran PT. Freeport Indonesia ini dilakukan berbagai operasi-operasi militer dan pelanggaran-pelanggaran HAM di Papua yang hingga kini terus dilakukan melalui kekuatan militer Indonesia di Papua.
Dalam aksi ini Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) menuntut agar, usir dan tutup Freeport, audit kekayaan Freeport serta berikan pesangon untuk buruh, audit cadangan tambang dan kerusakan lingkungan tarik TNI/Polri organik dan non-organik dari tanah West Papua, hentikan rekayasa konflik di Timika, berikan hak menentukan nasib sendiri solusi demokratik bagi bangsa west papua, usut, tangkap, adili dan penjarakan pelaku pelanggaran ham selama keberadaan freeport di West Papua, biarkan rakyat dan bangsa west papua menentukan masa depan pertambangan Freeport di tanah West papua dan Freeport wajib merehabilitasi lingkungan akibat eksploitasi tambang.
Tuntutan darurat tersebut adalah bagian tak bisa dipisahkan dari proses penentuan nasib sendiri bagi rakyat dan bangsa West Papua. dikutip pers rilis yang diterima.
Dalam aksi ini sempat di blokade oleh aparat kepolisian berpakaian seragam polisi maupun polisi yang berpakaian preman. selain itu para aparat kepolisian yang berpakaian preman sempat memprovokasi massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua dengan menarik atribut aksi dan melakukan pemukulan serta lemparan batu yang ke arah masa aksi.
Selain itu menurut pantauan kami, salah satu wartawan dari stasiun Batu TV yang hendak meliput dalam aksi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Papua kemudian di intimidasi oleh aparat kepolisian. Hingga, aksi demontrasi berakhir pada pukul 12:30 WIB.
Lihat cuplikan Video disini
Aksi tutup Freeport dan beri kemerdekaan Papua ini dilakukan pula di beberapa kota besar di Indonesia diantaranya, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Bali. (*)
Posted by: Frans Huwi
Copyright ©Tabloid Wani "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar