Pm Vanuatu, Charlot Salwai. |
Seperti dikutip dari laporan radionz.co.nz, oposisi yang dipimpin oleh Ismael Kalsakau mengajukan mosi tidak percaya terhadap PM Salwai pada 19 Desember lalu, dengan alasan ketidakpuasan atas serangkaian kebijakan pemerintah.
Namun, Salwai yang sangat populer di kalangan pro-kemerdekaan Papua karena dukungannya, masih memperoleh kepercayaan dari mayoritas parlemen, hampir dua tahun setelah bertugas di pemerintahan Vanuatu. Salwai sekarang merupakan perdana menteri paling lama memerintah, sejak pemerintahan Ham Lini pada 2004-2008.
Pemerintahan koalisinya mencakup tiga partai terbesar di parlemen. Mereka adalah partai PM sendiri, Reunification of Movements for Change, Vanua'aku Pati, yang merupakan partai pimpinan Joe Natuman (mantan PM yang kini menjadi wakil PM) dan Graon mo Jastis Pati, yang dipimpin oleh Ralph Regenvanu.
Regenvanu dan partainya merupakan yang paling banyak mendapat konsesi dalam perombakan kabinet, beberapa menit sebelum pemungutan suara mosi tak percaya. Regenvanu kini menduduki pos sebagai menteri luar negeri, sedangkan pos menteri pertanahan yang sebelumnya ia tempati, diisi oleh Alfred Maoh, rekan separtainya.
Selain itu, kubu Regenvanu juga menempatkan Andrew Napuat, sebagai menteri dalam negeri yang baru. Sementara itu, Gracia Shedrack ditunjuk sebagai menteri kesehatan.
Pekan lalu, oposisi mencantumkan enam alasan untuk mosi tersebut, termasuk kekhawatiran mengenai korupsi, "inkompetensi" menteri, desentralisasi dan pajak. Kubu oposisi juga mengajukan mosi tidak percaya karena Vanuatu menandatangani kesepakatan dagang regional PACER.
.
Dalam menjawab serangan oposisi, Salwai mengatakan bahwa Vanuatu memiliki banyak keuntungan dari PACER di berbagai bidang seperti mobilitas buruh, sambil menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan kesepakatan perdagangan. Dia juga mengemukakan Vanuatu diuntungkan dalam skema pekerja musiman yang disetujui oleh Selandia Baru, di mana ribuan warga Vanuatu mendapatkan pekerjaan, dan ini akan diperluas melalui PACER.
Regenvanu menggambarkan mosi tersebut sebagai sembrono, dan "hanya sebuah usaha untuk bisa masuk ke dalam pemerintahan."
"Perdana menteri .. dia membuat respon yang sangat baik dimana dia pada dasarnya menunjukkan bagaimana argumen tersebut sama sekali bukan alasan untuk melakukan mosi," kata Regenvanu. Dia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya telah ditawari posisi perdana menteri oleh oposisi menjelang pemungutan suara.
"Saya tidak tertarik menjadi perdana menteri sebuah pemerintahan yang saya tidak yakini, dan itu bukan demi kepentingan terbaik negara," kata Regenvanu.
Dalam perombakan tersebut, portofolio menteri untuk partai pimpinan Salwai berkurang demi menjaga harmoni koalisi.
Copyright ©Satu Harapan | Radio NZ "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar