Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Pemerintah Provinsi Maluku diharapkan mengaktifkan pusat layanan publik atau public sevice center (PSC) 119, sehingga bisa memaksimalkan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Hal tersebut disampaikan oleh Heri Suwarno, Pelatih First Aid and Ambulance PMI Pusat, usai menggelar simulasi Pelatihan Petugas Ambulans bagi delapan anggota Korps Sukarela (KSR) PMI Provinsi Maluku, di Desa Tulehu, Sabtu (23/12).
"Harapannya PSC 199 bisa diterapkan di Indonesia, termasuk di Maluku," katanya.
Layanan publik 118, kata dia, sudah tidak ada lagi di Indonesia. Saat ini orientasi SPGDT di tiap daerah menggunakan pusat layanan publik 119, yang mana penanggung jawab utamanya adalah dinas kesehatan setempat.
PSC 119 berfungsi sebagai pusat panggilan yang bisa dihubungi masyarakat dalam 1x24 jam ketika terjadi insiden atau kecelakaan, kasus medis maupun trauma yang membutuhkan penanganan cepat.
Begitu mendapatkan laporan masyarakat, PSC 119 bertugas mengontak instansi lintas sektor yang bertanggung jawab, seperti ambulans PMI, puskesmas, dan rumah sakit (RS) terdekat untuk segera datang ke lokasi kejadian.
"Intinya semua berada dalam satu layanan agar prosesnya bisa lebih cepat. Begitu masyarakat menghubungi PSC 199, mereka akan segera menghubungi sektor terdekat dengan lokasi kejadian, misalnya ambulans PMI dan RS," katanya.
Dikatakannya Kota Malang adalah salah satu daerah yang mengaktifkan PSC 119. Layanan tersebut dimulai oleh PMI setempat bekerja sama dengan Singapore International Foundation.
"Di Malang awalnya belum lahir, sedangkan kita sudah berjalan bersama Singapore International Foundation, jadi kita menjadi cikal bakal PSC di sana, PMI menjadi salah satu pilot project-nya," ucapnya.
Heri Suwarno merupakan satu dari 10 pelatih profesional First Aid and Ambulance di Indonesia. Ini adalah kali kedua ia berada di Ambon untuk memberikan pelatihan.
Sebelumnya pada 2014, ia memberikan pelatihan Rencana Pengelolaan Bencana atau Disaster Management Plan kepada tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Maluku.
Menurut dia, untuk segi sumber daya manusia (SDM), jika dilihat dari hasil pelatihan, kru ambulans PMI Provinsi Maluku sudah siap untuk kapan saja diterjunkan ke lapangan melakukan pelayanan gawat darurat.
Karena mereka telah lulus pendidikan dan pelatihan (Diklat) pertolongan pertama tingkat dasar yang berlangsung selama 120 jam, kemudian mendapatkan latihan Ambulans Transportasi Plus dan sedikit pelajaran tentang Ambulance Emergency.
"Di Malang ada dokter spesialis gawat darurat jadi latihan Ambulance Emergency bisa dilaksanakan. Di Ambon ini telah kita sesuaikan dengan kurikulum yang ada, jadi mereka sudah sangat siap untuk memberikan pelayanan kalau hanya setingkat Ambulans Transportasi," ujarnya. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar