Kamis, 02 November 2017

Industri Manufaktur Mikro Di Maluku Naik

Detik Nusa
Ambon, Malukupost.com - Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) triwulan III Provinsi Maluku tahun 2017 naik 14,30 persen dibanding April-Juni. "Secara kumulatif sampai dengan bulan September 2017 produksi IMK Provinsi Maluku meningkat 19,75 persen, dibanding periode yang sama tahun 2016," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Dumangar Hutauruk, di Ambon, Kamis (2/11).
Ambon, Malukupost.com - Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) triwulan III Provinsi Maluku tahun 2017 naik 14,30 persen dibanding April-Juni.

"Secara kumulatif sampai dengan bulan September 2017 produksi IMK Provinsi Maluku meningkat 19,75 persen, dibanding periode yang sama tahun 2016," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Dumangar Hutauruk, di Ambon, Kamis (2/11).

Ia mengatakan, pertumbuhan positif ini ditunjang oleh pertumbuhan produksi industri makanan, minuman, barang galian bukan logam, tekstil (tenun) kayu dan barang dari kayu, percetakan, dan bahan kimia dan barang dari bahan kimia (minyak kayu putih).

Dumangar mengatakan, selama 2017 beberapa IMK yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri furnitur, barang logam bukan mesin, karet dan barang dari karet, alat angkutan lainnya pakaian jadi dan industri pengelolaan lainnya.

"Industri besar dan sedang Provinsi Maluku mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan III 2017 sebesar 2,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dan turun 2,75 persen dibanding triwulan II tahun 2016," ujarnya.

Sektor industri nasional mengalami pertumbuhan baik pada skala mikro kecil maupun skala besar sedang. secara y-on-y IMK nasional tumbuh 4,79 persen sedangkan IBS nasional tumbuh 5,51 persen.

Secara rinci jenis-jenis industri yang mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III tahun 2017 terhadap triwulan II tahun 2017, berturut-turut dari pertumbuhan tertinggi adalah industri percetakan, dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) sebesar 147,2 persen.

Kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16) sebesar 64,99 persen, Karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) sebesar 46,65 persen, bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20) sebesar 28,24 persen.

Minuman (KBLI) sebesar 28,24 persen, makanan (KBLI 10) sebesar 11,22 persen, industri pengelolaan lainnya (KLBLI 32) sebesar 9,51 persen, dan industri angkutan lainnya (KBLI 30) sebesar 7,2 persen.

Sedangkan jenis industri yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri pakaian jadi (KBLI 14), industri tekstil (KBLI 13), industri barang logam bukan mesin dan peralatannya (KBLI 25), industri furnitur (KBLI 31), dan industri barang galian bukan logam (KBLI 23), masing-masing mengalami penurunan produksi dibanding triwulan II 2017 berturut-turut sebesar 34,54 persen, 26,25 persen, 6,08 persen, 3,49 persen, dan 2,57 persen. (MP-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar